Selasa 14 Sep 2021 11:26 WIB

RSUD Tangerang Masih Rawat Tiga Korban Kebakaran Lapas

Tujuh dari 10 korban yang dilarikan ke RSUD Tangerang meninggal dunia.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus raharjo
Menkumham Yasonna Laoly (kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah Banten Kemenkumham Agus Thoyib (kedua kanan) berbincang dengan warga binaan korban selamat kebakaran Lapas di RSU Kabupaten Tangerang, Tangerang, Banten, Kamis (9/9/2021). Sebanyak empat orang korban selamat kebakaran Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang masih dirawat di RSU Kabupaten Tangerang dengan luka bakar di atas 60 persen.
Foto: ANTARA/Yan Sofyan/Bal/aww.
Menkumham Yasonna Laoly (kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah Banten Kemenkumham Agus Thoyib (kedua kanan) berbincang dengan warga binaan korban selamat kebakaran Lapas di RSU Kabupaten Tangerang, Tangerang, Banten, Kamis (9/9/2021). Sebanyak empat orang korban selamat kebakaran Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang masih dirawat di RSU Kabupaten Tangerang dengan luka bakar di atas 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Sejak terjadi insiden kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang pada Rabu (8/9), sebanyak 10 orang korban kebakaran dilarikan ke RSUD Tangerang. Pihak rumah sakit mencatat, tujuh dari 10 korban meninggal dunia, sementara tiga orang lainnya masih menjalani perawatan.  

“Dari 10 yang kita rawat, yang meninggal ada tujuh dan sekarang kita sedang merawat tiga pasien,” kata Humas RSUD Tangerang Hilwani kepada wartawan melalui virtual, Selasa (14/9).

Tiga pasien yang masih dirawat yakni N (34), S (35), dan Y (33). Hilwani menjelaskan, N dalam kondisi menggunakan alat bantu ventilator serta oksigen. Adapun, kondisi luka bakarnya 13 persen. N disebut mengalami trauma gejala nafas atau inhalasi dan berpotensi alami kondisi perburukan. “Tuan N bisa dikatakan kondisinya kritis,” tuturnya.

Adapun, pasien S disebut dalam kondisi stabil dan mampu berkomunikasi. Pada hari ini, Selasa (14/9), S menjalani operasi. “Kondisi (S) stabil, mandiri, bisa berkomunikasi, saat ini (Selasa pagi) sedang dilakukan operasi penyambungan tulang yang patah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hilwani menyebut, yang bersangkutan menjalani operasi tersebut lantaran S diketahui melompat dari ketinggian sekitar 3 meter untuk menyelamatkan diri saat insiden kebakaran terjadi. Alhasil, dia mengalami patah tulang. "Dari tanya jawab dengan dokter, beliau lompat dari ketinggian dua sampai tiga meter untuk menyelamatkan diri. (Melompat dari) mungkin tembok atau lantai yang lebih tinggi,” jelasnya.

Baca juga : Pajero Indonesia One dan Soal Stigma Sosial

Hilwani melanjutkan, adapun pasien Y dalam kondisi stabil juga. Yang bersangkutan sudah menjalani operasi pembersihan luka atau debri demang sebanyak dua kali. Rencananya juga akan dilakukan operasi kembali pada Kamis (16/9) mendatang.

Menurut penuturan Hilwani, dengan adanya perkembangan kondisi S dan Y yang stabil, kemungkinan keduanya bisa segera pulih. “Iya, mudah-mudahan yang dua (S dan Y) bisa kembali ke lapas karena makan dan minum itu mandiri, komunikasi lancar, dan tidak ada ketergantungan ke perawat atau pelayan terapi di RS,” ujarnya.

Insiden kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang yang terjadi pada Rabu (8/9) sekira pukul 01.45 WIB telah menyebabkan 48 orang meninggal dunia. Sebanyak 40 orang diantaranya meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP), satu orang tidak terselamatkan saat dilarikan ke rumah sakit, dan tujuh orang lainnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Tangerang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement