Sabtu 11 Sep 2021 19:28 WIB

Penerima Vaksin Lengkap Capai 41,53 Juta Warga

Jumlah penduduk yang selesai menjalani vaksinasi Covid-19 bertambah 666.347 orang

Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah warga Indonesia yang telah dua kali mendapat suntikan vaksin Covid-19 atau sudah menjalani vaksinasi lengkap sebanyak 41,53 juta, menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Sabtu (11/9) pukul 12.00 WIB.

Data Satuan Tugas yang diterima di Jakarta, Sabtu, menunjukkan jumlah penduduk yang telah selesai menjalani vaksinasi Covid-19 bertambah 666.347 orang menjadi seluruhnya 41.534.340 orang. Sementara itu, jumlah warga yang sudah mendapat suntikan dosis pertama vaksin pada Sabtu ini tercatat bertambah 1.073.461 orang menjadi total 72.248.720 orang. Adapun, untuk suntikan ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan bertambah 20.291 orang, menjadi 775.725 orang.

Pemerintah berencana melakukan vaksinasi Covid-19 pada 208.265.720 juta warga guna mewujudkan kekebalan komunal terhadap penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2. Saat ini jumlah warga yang mendapat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 baru 34,69 persen dari total sasaran dan warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi baru mencapai 19,94 persen dari seluruh target vaksinasi.

Pemerintah berupaya mempercepat peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19 dengan menyediakan lebih banyak fasilitas pelayanan vaksinasi, termasuk di antaranya menyediakan pelayanan vaksinasi keliling, fasilitas lantatur vaksinasi, dan fasilitas pelayanan vaksinasi terapung.

Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa hari ini (11/9) Indonesia menerima dua vaksin sekaligus.

"Jika dihitung dari kedatangan pertama pada Desember 2020 lalu, hingga tahap 56 dan 57 hari ini maka Indonesia sudah memiliki total lebih dari 232 juta dosis vaksin, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin dosis jadi," papar Dante.

Ia meminta masyarakat untuk tidak memilih-milih vaksin, karena vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia saat ini. "Jika kita menunda vaksinasi kita akan terpapar virus dan dampaknya akan lebih parah ," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement