Jumat 10 Sep 2021 23:36 WIB

Uji Coba PTM Kota Bogor Terbatas Untuk Siswa Kelas Atas

Pemkot Bogor izinkan PTM terbatas bagi siswa PAUD karena jumlahnya yang sedikit

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seniman Aku Badut Indonesia (ABI) memberikan edukasi mencuci tangan kepada siswa di SD. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih mematangkan persiapan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Rencananya, hanya siswa kelas 4, 5 dan 6 SD, SMP, dan SMA se-derajat yang diperkenankan untuk mengikuti uji coba PTM di sekolah.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Seniman Aku Badut Indonesia (ABI) memberikan edukasi mencuci tangan kepada siswa di SD. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih mematangkan persiapan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Rencananya, hanya siswa kelas 4, 5 dan 6 SD, SMP, dan SMA se-derajat yang diperkenankan untuk mengikuti uji coba PTM di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih mematangkan persiapan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Rencananya, hanya siswa kelas 4, 5 dan 6 SD, SMP, dan SMA se-derajat yang diperkenankan untuk mengikuti uji coba PTM di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi menjelaskan, belum dibolehkannya siswa SD kelas 1, 2 dan 3 ditentukan berdasarkan rekomendasi. Terutama terkait pengawasan.

“Itu untuk SD kita rekomendasikan kelas atas atau kelas 4, 5 dan 6. Pengawasannya perlu kita pertimbangkan. Apalagi siswa kelas 1, 2 dan 3 biasanya diantar dan ditunggu, itu salah satu pertimbangan kelas bawah kita belum mulai,” ujar Hanafi usai menggelar rapat persiapan PTM di Balai Kota Bogor, Jumat (10/9).

Sementara itu, sambung Hanafi, siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diperbolehkan untuk menggelar PTM lantaran dalam satu kelas hanya menampung lima orang siswa. Dengan jumlah tersebut, pengendalian siswa lebih mudah. Sedangkan, rata-rata jarak rumah siswa PAUD ke sekolah tidak terlalu jauh.

Hanafi mengatakan, dibandingkan dengan siswa SD kelas 1, 2 dan 3, jumlah siswa SD kelas bawah per kelasnya dikhawatirkan sulit untuk dikendalikan. Terutama jika mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang mengizinkan PTM berjalan dengan kapasitas siswa per kelas sebanyak 50 persen. 

Ditambah lagi, dengan kekhawatiran adanya kerumunan orangtua siswa kelas 1, 2 dan 3 SD yang cenderung menunggu anaknya hingga waktu belajar selesai. “Misalnya sekelas 28 orang, dalam satu sekolah ada empat kelas, berapa jumlahnya? Makanya kita tidak merekomendasikan itu dulu. Kita rekomendasikannya kelas atas dulu,” imbuhnya.

Terkait dengan kapan berlangsungnya uji coba PTM, Hanafi mengatakan, hal itu belum diputuskan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Namun, kapan tepatnya akan segera diputuskan bersamaan dengan persiapan teknis dari masing-masing sekolah.

Tidak hanya untuk SD dan SMP, tapi juga untuk SMA dan SMK yang berada di bawah wewenang Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat, serta MTs dan MA yang dibawahi oleh Kementerian Agama (Kemenag). Hanafi mengatakan, Disdik Kota Bogor terus berkoordinasi dan berkonsolidasi dengan pihak terkait, lantaran wewenang PTM saat ini diserahkan pada daerah masing-masing.

“Kalau PTM diserahkan pada daerah maisng-masing. Karena kan di Provinsi Jawa Barat tidak tahu. Makanya diserahkan ke daerah masing-masing. Makanya kita konsolidasi koordinasi sama mereka. Kesiapan mereka seperti apa,” ucapnya.

Hanafi menyebutkan, uji coba PTM akan dilaksanakan di 37 SMP negeri dan swasta. Serta 36 SD yang diprioritaskan pada kelas 4, 5, dan 6. Namun, tidak menutup kemungkinan jika jumlah sekolah akan bertambah, menyusul dengan persiapan sekolah-sekolah.

Sehingga, kata dia, Disdik juga berkoordinasi dengan TNI-Polri dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, agar menata skenario lalu lintas. Jika nantinya uji coba PTM dilaksnaakan secara serentak.

“Hari ini pun temen-temen di Dishub dan kepolisian cukup pusing mengatur waktu tertntu untuk mengatur lalu lintas. Makanya ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadi penyempurnaan persiapan kita,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement