Jumat 10 Sep 2021 14:13 WIB

Transjakarta Kembali Uji Coba Bus Listrik

Uji coba bus listrik dilakukan tiga bulan dan penumpang tidak ditarik biaya.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan duduk di dalam bus listrik Transjakarta saat peluncuran di Jakarta, Jumat (10/9). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan Bus Listrik Higer untuk menjalani uji coba tahap kedua. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pada tahun 2025 penggunaan 5.000 bus listrikTransjakarta untuk mengurangi polusi udara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Karyawan duduk di dalam bus listrik Transjakarta saat peluncuran di Jakarta, Jumat (10/9). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan Bus Listrik Higer untuk menjalani uji coba tahap kedua. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pada tahun 2025 penggunaan 5.000 bus listrikTransjakarta untuk mengurangi polusi udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mengatakan, Transjakarta menggandeng bus listrik pabrikan Higer untuk melakukan uji coba. Langkah ini merupakan rencana jangka panjang Transjakarta.

"Apa yang kita lakukan ini sudah direncanakan 2020 kemarin," ujar Sardjono saat ditemui Republika ketika pelepasan uji coba bus listrik Transjakarta di Jakarta, Jumat (10/9).

Baca Juga

Sardjono melanjutkan, uji coba akan dilakukan selama tiga bulan ke depan. Ia berharap, hingga akhir tahun nanti bisa melengkapi 100 bus listrik. 

Dari uji coba bus ini akan bertambah 300 unit lagi di tahun depan. "Ditambah lagi tahun depannya hingga 2025, kurang lebih 5.000 unit," ungkap Sardjono.

Soal uji coba ini, Sardjono mengaku sudah melakukan sejak penandatanganan MoU dengan Higer sebelumnya. Namun demikian, Transjakarta menyatakan masih menunggu secara resmi berjalan di koridor satu Transjakarta, Blok M - Balai Kota.

"Tiga bulan secara total (uji coba) dan akan kita evaluasi. Selama uji coba ini akan gratis (tarifnya)," ucap dia.

Menyoal pemasok kendaraan listrik Transjakarta ke depannya, Sardjono mengatakan, pabrikan manapun bisa saja melakukan tawaran selama melakukan SOP yang sama. "Terpenting adalah perjanjian Transjakarta dengan operator tidak memberatkan APBD," kata dia.

Dia menambahkan, dua calon terdekat yang ada kini adalah bus yang diuji coba tahub lalu yaitu BYD, dan yang saat ini adalah Higer. Dua merek itu tidak akan dipilih Transjakarta, melainkan oleh operator.

Sebelumnya, pada awal Januari lalu, pabrikan Higer memang sudah berencana menggaet Transjakarta untuk menggunakan bus listriknya. Kendaraan asal China itu didatangkan langsung oleh PT Higer Maju Indonesia (HMI). 

Dalam pernyataan resminya saat itu, Direktur Utama PT HMI, Antonius R Ismanto, mengatakan, HMI akan mendukung penuh efisiensi pengadaan bus listrik. Utamanya, mendukung Transjakarta dalam pengadaan kendaraan umum yang ramah lingkungan.

"Bus Higer sangat efisien dengan kapasitas baterai yang besar," kata Antonius awal tahun lalu.

Ia menjelaskan, Higer, meski baterai besar, kapasitas kosong bus hanya seberat 13 ton. Untuk tenaga bus ini mencapai 145 kilowatt (kW) dengan torsi 3.300 Newton meter (Nm). Bus dengan kapasitas 34 orang itu, diklaim mampu menempuh jarak sejauh 300 kilometer dengan lama pengisian ulang baterai sekitar tiga hingga empat jam.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement