Jumat 10 Sep 2021 13:18 WIB

KSP Moeldoko: Pandemi Picu Kebangkitan Potensi Indonesia

Menurut Moeldoko, pemerintah selalu siap menghadapi pandemi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko meyakini, situasi pandemi memunculkan berbagai potensi yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurut dia, pandemi Covid-19, menjadi pemicu untuk memikirkan ulang berbagai hal, mulai dari konsep pendidikan, seting sistem kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

Dia menyampaikan, mengenai positivity rate di Indonesia per 6 September 2021, sudah turun menjadi 6,97 persen. Angka itu menurun drastis dibandingkan positivity rate pada Juli-Agustus yang berada di atas 15 persen. Artinya, kata dia, tinggal sedikit lagi bagi Indonesia untuk mencapai batas 5 persen WHO yang mengindikasikan pandemi terkendali.

"Pandemi ini memaksa kita meninggalkan cara kerja lama yang lamban dan tidak efisien menuju cara kerja baru yang berbasis teknologi," kata Moeldoko, dikutip dari siaran resmi KSP di Jakarta, Jumat (10/9).

Moeldoko mencontohkan, data sebaran penyakit yang dulunya hanya tersedia sekali dalam setahun. Namun situasi pandemi, sambung dia, menuntut pemerintah untuk mampu memantau perkembangan penyakit dan situasi kesehatan masyarakat setiap hari.

"Kita membuktikan bahwa kita bisa melakukan hal itu. Memang kadang kita harus dipaksa masuk ke kondisi krisis dulu, baru kita bisa melakukan hal yang luar biasa," ujar mantan Panglima TNI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Menurut Moeldoko, tantangan dalam situasi global menciptakan dunia yang selalu berubah dengan cepat, penuh resiko, kompleks, dan penuh kejutan. "Dulu kita tidak pernah membayangkan work from home, namun sekarang ini menjadi hal normal," katanya.

Walaupun Covid-19 mengubah berbagai sektor dengan sangat cepat, sambung dia, pemerintah selalu siap menghadapi pandemi dengan tiga kebijakan besar. Pertama, melalui pendekatan kesehatan yakni dengan menekan banyaknya masyarakat yang meninggal akibat Covid-19.

Kedua, melalui pendekatan perut yakni dengan tak membiarkan masyarakat kelaparan. Dan ketiga, melalui pendekatan insentif yakni dengan membantu usaha baik koperasi maupun korporasi yang terdampak pandemi sehingga tidak berhenti beroperasi.

Moeldoko menambahkan, saat ini, pemerintah masih menyusun kebijakan pergeseran dari pandemi ke endemi. Pemerintah juga mempertimbangkan munculnya varian-varian baru. "Meski optimis, kita harus tetap hati-hati. Mobilitas penduduk kini sudah mulai meningkat lagi. Jangan sampai pemerintah terpaksa menerapkan PPKM Darurat lagi," kata Moeldoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement