Jumat 10 Sep 2021 11:12 WIB

Keunggulan Seni dan Kearifan Lokal Desa Wisata Gegesik Kulon

Desa Gegesik Kulon Cirebon memiliki keunggulan seni dan budaya

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyatakan Desa Gegesik Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon sebagai 50 desa wisata, Kamis (9/9).
Foto:

Sementara itu, saat tiba di desa yang berpenduduk 5,783 jiwa itu, Sandiaga disambut antusias masyarakat. Menparekraf hadir menaiki Paksi Naga Liman (Sebuah Kereta Kencana) hingga di depan Kantor Kuwu Gegesik Kulon. Di sana Menparekraf langsung disuguhi beberapa atraksi kesenian seperti tari topeng yang diperankan oleh anak-anak kecil. 

Tidak hanya itu, beberapa produk ekonomi kreatif yang bernilai ekonomi tinggi seperti ukiran kayu jati, pembuatan wayang kulit, dan produk lainnya juga dipamerkan warga kepada Sandiaga. 

Tak ketinggalan, Menparekraf Sandiaga juga mencoba membuat kerupuk melarat yang dimasak di atas pasir panas. Kemudian mencoba membuat dodol. Seperti diketahui, sejumlah masyarakat di Desa Gegesik Kulon selama ini menjadi produsen kuliner khas berupa makanan olahan yang sangat cocok sebagai oleh-oleh.   

Setelah menjajal dan mencicipi kuliner khas, Menparekraf berdialog dengan pelaku seni kreatif yang juga perwakilan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gegesik yaitu Atus Supriyadi. 

Pak Atus, sapaan akrabnya menceritakan musibah yang terjadi di kampungnya pada 2018. Musibah terjadi di Gegesik Kulon berupa runtuhnya tembok gedung walet, yaitu tempat latihan sanggar Hidayat Jati yang difungsikan untuk menampilkan beberapa acara penting, seperti Hardiknas Kabupaten Cirebon, Sekolah model kebudayaan Jawa Barat, Dalang Nayaga Bocah di TMII, dan pertukaran budaya di Jerman. 

Baca juga : Alasan Mengapa Wudhu Sebelum Tidur Sangat Dianjurkan

photo
Desa Gegesik Kulon Cirebon - (Republika)

Peristiwa runtuhnya tembok itu menelan tujuh korban jiwa diantaranya satu dalang pelatih, satu asisten pelatih, dan lima anak pelajar SMP termasuk anak kandung dari ketua Pokdarwis.  

Setelah tragedi walet, pemerintahan desa memberikan gamelan, namun setelah itu terjadi kembali musibah kebakaran pada 2021 yang menghanguskan beberapa alat musik gamelan. Kini mereka memiliki keterbatasan alat musik gamelan.   

Menparekraf Sandiaga Uno juga mengatakan kepada Pak Atus dalam waktu dekat pihaknya akan menghubungi Duta Besar Indonesia di Jerman untuk menindaklanjuti kembali undangan yang batal lantaran musibah yang dialami Desa Wisata Gegesik itu. 

 

“Kebetulan Duta Besar Indonesia untuk Jerman tetangga saya, nanti saya akan tagih, juga setelah Covid-19 rencana awal membawa anak-anak untuk tampil di sana bisa terealisasikan kembali,” tutur dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement