REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung mengatakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dilakukan di 20 kecamatan. Uji coba dijadwalkan pada Senin (13/9).
"Dilakukan di 20 kecamatan untuk uji coba PTM terbatas. Namun setiap jenjang pendidikan di kecamatan hanya satu sekolah saja yang menjadi contoh. Jadi nanti pendidikan taman kanak-kanak satu, SD satu, dan SMP satu setiap kecamatan yang akan menggelar uji coba," kata Pelaksana Tugas Kepala Disdikbud Kota Bandarlampung, Sukarma Wijaya, Kamis (9/9).
Sekolah-sekolah yang melakukan uji coba PTM akan dirapatkan terlebih dahulu dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Bandarlampung dari masing-masing jenjang pendidikan. Uji coba PTM ini tidak hanya didominasi oleh sekolah-sekolah negeri, namun apabila ada sekolah swasta yang sudah siap dan mumpuni akan dipersilakan melakukan uji coba PTM.
"Maka itu kami rembukan dulu dengan MKKS untuk menentukan satu kecamatan itu satu sekolah yang dibuka dan ditunjuk, sehingga tidak ada komplain atau cemburu sosial. Karena kami masih melakukan simulasi PTM dengan prokes," ucapnya.
Harus disepakati dulu dan akan dipantau dan yang disepakati mereka akan di surat perintah tugas (SPT) kan oleh Disdik, sehingga jika ada yang di luar SPT akan berikan teguran. Sesuai arahan Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana bahwa PTM terbatas yang dilakukan ini baru sekadar mensosialisasikan kepada anak-anak guna membiasakan diri dalam kegiatan belajar mengajar dengan protokol kesehatan.
''Maka dari itu kami juga butuh dukungan orangtua siswa dengan memberikan surat pernyataan bahwa mereka memperbolehkan anaknya mengikuti PTM dengan catatan taat prokes dan itu pun setiap harinya hanya dua jam pertemuan saja," katanya.
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatakan simulasi PTM terbatas dengan protokol kesehatan ketat akan dilakukan secara bertahap di setiap satuan jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD dan SMP. "Namun semua harus dengan prokes ketat, mudah-mudahan ini bisa lancar dan semua sekolah bisa menggelar PTM," kata dia lagi.
Ia pun mengatakan bahwa pada tahap pertama uji coba, guru tidak akan langsung memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Namun, guru akan menanyakan kepada siswa-siswi perasaan mereka selama belajar secara dalam jaringan (daring).
"Kemudian sekolah juga tidak diperbolehkan memberikan pelajaran ekstrakurikuler untuk sementara waktu," kata dia pula.