Terkait angka-angka penularan Covid-19 di Indonesia, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, positivity rate di Indonesia saat ini terus mengalami perbaikan. Dengan positivity rate sebesar 6,97 persen, itu artinya Indonesia hampir mencapai maksimal standar WHO yaitu 5 persen.
“Saat ini positivity rate di Indonesia sebesar 6,97 persen yang mana sedikit lagi mencapai maksimal standar WHO yaitu 5 persen,” ujar Wiku saat konferensi pers.
Jika dilihat pada tingkat provinsi, seluruh provinsi terpantau mengalami penurunan angka positivity rate selama dua minggu berturut-turut, kecuali Sulawesi Barat yang sempat mengalami kenaikan. Penurunan paling drastis terjadi di Lampung yang turun sebesar 40,14 persen, Jambi turun 36,74 persen, dan Aceh turun 31,26 persen.
Satgas juga mencatat, per 5 September terdapat 14 provinsi yang memiliki positivity rate di bawah standar WHO. Yakni Maluku, DKI Jakarta, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Papua, Jawa Timur, Papua Barat, Gorontalo, Jawa Barat, dan NTB.
“Sebagai catatan, selama 3 minggu terakhir jumlah orang yang diperiksa mingguan kita terus mengalami peningkatan dari 600 ribu menjadi 800 ribu orang per minggu,” kata dia.
Wiku meminta masyarakat agar menyikapi tren penurunan kasus positif dengan bijaksana. Meskipun saat ini kasus positif menunjukkan penurunan signifikan, Wiku mengingatkan potensi kenaikan masih bisa terjadi jika masyarakat tak bijaksana dalam melakukan kegiatannya.
“Pemerintah meminta kepada masyarakat agar tetap bijaksana dalam menyikapi perkembangan pandemi Covid-19 yang cukup positif ini. Penting untuk diingat, masih ada potensi kenaikan kasus apabila kita tidak bijaksana menyikapi masa-masa ini,” ujar Wiku saat konferensi pers.
Wiku mengatakan, Covid-19 tak akan hilang dalam waktu dekat ini. Karena itu, masyarakat harus tetap menjaga kewaspadaannya sehingga terhindar dari paparan Covid-19.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (9/9)
#LawanCovid19 #jagajarak #dirumahaja #pakaimasker pic.twitter.com/tjh0s9ABo5
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) September 9, 2021
Sebagai antisipasi ke depannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta jajarannya, khususnya Menteri Perhubungan, agar mewaspadai munculnya varian baru Covid-19 yakni varian Mu. Hal ini disampaikannya saat memimpin rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Presiden, Jakarta, yang digelar secara tertutup, Selasa (7/9).
"Saya juga ingin perhatian kita semuanya yang berkaitan dengan perhubungan, mungkin pak Menhub, yang berkaitan dengan varian baru varian Mu ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detail jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan," ujar Jokowi dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Meski mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, Jokowi tak ingin masyarakat menjadi lengah dan melakukan berbagai kegiatan normal seperti sebelum pandemi. Kegiatan masyarakat yang tanpa pengawasan inipun dinilainya berbahaya karena dapat berpotensi meningkatkan jumlah kasus.
"Berita-berita ini dulu-dulu penting, tapi sekarang jangan sampai informasi seperti ini disalahmengertikan bahwa sudah boleh ini, sudah boleh ini, sudah boleh ini, ini yang berbahaya," ucap Jokowi.
Jokowi juga meminta masyarakat agar tak melakukan euforia berlebihan seiring dengan penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air. Ia mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 tak akan bisa hilang sepenuhnya sehingga kenaikan kasus dapat kembali terjadi jika masyarakat lengah.