REPUBLIKA.CO.ID, AMBON--Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Maluku, mengakui masih ada puluhan anak buah kapal KM Hentri yang belum diketahui nasibnya. KM Hentri mengalami musibah kebakaran sejak lima hari lalu di perairan Kepulauan Tanimbar, Maluku.
"Hari ini kami baru menerima laporan adanya musibah kebakaran kapal penangkap cumi tersebut di wilayah perairan Kepulauan Tanimbar," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Mustari di Ambon, Kamis (9/9) dini hari.
Menurut dia, sesuai hasil koordinasi dengan Kantor Pos SAR Tual diketahui sejauh ini baru ditemukan lima orang ABK dalam kondisi selamat. Sementara dua lainnya meninggal dunia dan 25 ABK yang lain belum diketahui nasibnya. Kantor Basarnas Ambon baru menerima informasi dari anggota KP3 Tual bernama Frangky bahwa telah terjadi kebakaran kapal penangkap cumi tersebut dengan POB 32 orang di perairan antara Pulau Molu, Kepulauan Yamdena di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
KM Hentri dilaporkan berlayar dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2021 hendak menuju Merauke, Provinsi Papua. Selama berlayar dan sesampainya di perairan Kepulauan Tanimbar sekitar 50 mil laut antara perairan Kepulauan Maluku Tenggara dengan Kepulauan Tanimbar, kapal tersebut diterjang gelombang setinggi tiga meter. Akibatnya kapal mengalami guncangan hebat dan muncul asap hitam tebal disertai kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 05.00 waktu setempat pada umat (3/9).
KM Hentri mengalami kebakaran hebat sementara para ABK berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke dalam air. "Dalam kejadian ini menurut informasi, dua orang ABK tewas terjebak di dalam kapal, lima orang ABK berhasil selamat, dan 25 orang ABK lainnya dinyatakan hilang," ujar Mustari.
Setelah menerima informasi, Basarnas Ambon melakukan Koordinasi dengan SROP Ambon untuk bantuan MAPEL informasi kecelakaan KM Hentri ke kapal yang melintasi perairan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Tenggara. Pukul 12.35 WIT, Basarnas Ambon melakukan koordinasi dengan Pos SAR Tual perihal cuaca ekstrem yang saat ini terjadi di Perairan Maluku Tenggara dan sekitarnya.
Basarnas Ambon juga telah berkoordinasi dengan Lantamal IX Ambon dan Guspurla Ambon terkait pengarahan KRI Layaran yang sementara melaksanakan patroli di Perairan Kepulauan Aru. Koordinator Pos SAR Tual juga telah berkoordinasi dengan Dandim 1503 Tual terkait upaya pengerahan unsur masyarakat dalam aksi SAR, namun kondisi saat ini belum memungkinkan untuk pergerakan potensi SAR akibat cuaca ekstrim di laut.
Informasi yang diterima Basarnas Ambon, pada saat KM Hentri terbakar sebanyak 30 orang ABK melompat menyelamatkan diri ke dalam air dan hanyut terbawa arus sekitar 20 mil dari Pulau Molu. Kemudian pada Senin (6/9) sekitar pukul 13.00 WIT, lima orang ABK berhasil ditemukan Kapal Motor Pencari Telur Ikan yang berasal dari Pulau Tanimbar dan mereka dalam keadaan selamat. Lima ABK ini selanjutnya dievakuasi ke Desa Mun, Pulau Tanimbar guna mendapatkan perawatan medis.
Menurut keterangan dari salah satu korban selamat, ada 30 ABK yang melompat ke dalam air dan berenang menjauhi kapal yang terbakar, namun karena tingginya gelombang menyebabkan mereka terpisah dan hilang. Berikut daftar nama-nama kru KM Hentri antara lain Ardian Rahman asal Sukabumi (Selamat), Cikun, Adam Fauzan (Sukabumi), Angga Framudya asal Sukabumi (Selamat), Resa Rendy (Jakarta), Imron (Jakarta), Maman (Sukabumi), Suhendar (Sukabumi), serta Indra (Sukabumi).Kemudian ada ABK bernama Hengki asal Palembang (selamat), Asep Suryana (Sukabumi) dalam kondisi selamat, Wawan (Jakarta), Angga (Jakarta), Lasari asal Ambon (selamat).Kemudian ada ABK bernama Adam, Suparman, Yusuf, Andri, Salim, Damar, Didin, Arifin, Ade Setiyawan, dan Heru yang juga berasal dari Sukabumi yang belum diketahui nasibnya.
Sementara ABK asal Jakarta yang masih dinyatakan hilang adalah Agus, Saputra, Akmal, dan Putra, kemudian ada ABK bernama Tomi, Anggi (Cianjur), Bayu (Jawa Timur). Data cuaca yang diterima saat ini berupa hujan ringan dengan kecepatan angin 8-25 knots dari arah timur menuju tenggara, dan ketinggian gelomban berkisar antara 2,5 meter hingga 4,0 meter. "Pagi ini akan dilakukan operasi SAR dengan melibatkan Basarnas (Pos SAR Tual), Lantamal IX Ambon, Guspurla Ambon serta Lanal Tual dan rencananya akan mengerahkan KRI Layaran," ujarnya.