Selasa 07 Sep 2021 21:11 WIB

Wiku: Kasus Aktif Indonesia Tempati Peringkat Ke-20 Dunia

Perkembangan kasus di Indonesia mengalami perbaikan pada angka positivity rate.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham Tirta
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, perkembangan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia terus mengalami penurunan. Saat ini, Indonesia telah menempati peringkat ke-20 dunia pada jumlah kasus aktif tertinggi.

Sedangkan sejumlah negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Jepang, Filipina, dan Thailand masih berada di urutan ke-11 hingga 18. Wiku pun meminta agar kondisi perbaikan kasus Covid-19 ini terus dipertahankan dan ditingkatkan.

“Perkembangan Covid-19 yang kian membaik di saat beberapa negara tetangga mengalami perkembangan yang kurang baik ini tentunya patut untuk diapresiasi dan terus dipertahankan. Saat ini, posisi Indonesia terus turun pada peringkat kasus aktif tertinggi di dunia, Indonesia menempati peringkat ke-20,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (7/9).

Wiku menyebut, pada aspek demografisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara tetangga. Namun, kata dia, Indonesia tetap mampu menunjukan penurunan kasus.

Selain itu, perkembangan kasus di Indonesia juga mengalami perbaikan pada angka positivity rate. Saat ini, positivity rate di Indonesia sebesar 6,97 persen dan hampir mencapai maksimal standar WHO yang sebesar 5 persen.

Jika dilihat pada tingkat provinsi, seluruh provinsi mengalami penurunan positivity rate selama dua pekan berturut-turut, kecuali Sulawesi Barat yang sempat mengalami kenaikan. Penurunan paling drastis terjadi di Lampung yang turun sebesar 40,14 persen, Jambi turun 36,74 persen, dan Aceh turun 31,26 persen.

Selain itu, Satgas juga mencatat terdapat 14 provinsi yang memiliki positivity rate di bawah standar WHO per 5 September. Sebanyak 14 provinsi tersebut adalah Maluku, DKI Jakarta, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Papua, Jawa Timur, Papua Barat, Gorontalo, Jawa Barat, dan NTB.

“Sebagai catatan, selama 3 minggu terakhir jumlah orang yang diperiksa mingguan kita terus mengalami peningkatan dari 600 ribu menjadi 800 ribu orang per minggu,” tambah dia.

Wiku pun mengingatkan agar perbaikan kondisi pandemi di Indonesia ini tak membuat masyarakat menjadi lengah. Ia meminta masyarakat untuk terus mewaspadai terjadinya kenaikan kasus kembali.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement