Senin 06 Sep 2021 12:56 WIB

Surplus Vaksin di Negara Kaya, Kesenjangan Semakin Menganga

Negara-negara kaya dilaporkan berpotensi memiliki surplus satu miliar dosis vaksin.

Seorang perawat bersiap untuk menyuntik seorang wanita Israel dengan suntikan ketiga vaksin COVID-19 di Yerusalem, 20 Agustus 2021.
Foto:

Kesenjangan vaksinasi semakin kentara saat negara-negara kaya telah memulai program vaksinasi dosis ketiga (booster). Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pun telah meminta negara-negara kaya untuk menunda penyuntikan dosis booster.

Tedros telah mengingatkan, bahwa negara-negara miskin tertinggal dalam pelaksanaan vaksinasi. Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya pasokan.

"Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi," kata Dr Tedros, dilansir di BBC, pada awal Agutustus 2021.

Ini bukan pertama kalinya Dr Tedros meminta negara-negara kaya untuk menyumbangkan pasokan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah. Pada Mei, ia meminta negara-negara kaya untuk menunda rencana memberikan vaksin kepada anak-anak dan remaja dan sebagai gantinya menyumbangkan persediaan itu.

Tedros mendesak negara-negara untuk memasok lebih banyak vaksin ke skema akses adil global, Covax. Namun sejumlah negara, termasuk Inggris, terus maju dengan rencana untuk memvaksinasi anak-anak dan remaja.

Baca juga : KPI Bebas Tugaskan Terduga Pelaku Pelecehan Seksual

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza, pada Ahad (5/9), memberi sinyal pertemuannya dengan menteri-menteri kesehatan G20 akan membahas ketersediaan vaksin. Ia ingin memastikan semua orang di negara-negara miskin dapat mengakses vaksin Covid-19.

Speranza menyayangkan ada kesenjangan yang sangat dalam antara negara-negara kaya dan yang miskin mengenai distribusi vaksin. Ia optimistis pertemuan negara-negara G20 akan menghasilkan solusi untuk mengatasi hal itu.

"Sehingga vaksin adalah hak semua orang dan tidak hanya sedikit orang yang memiliki privilese," katanya Ahad (5/9).

Italia saat ini tengah menjadi gilira menjadi ketua G20. Speranza juga menggelar pertemuan terpisah dengan menteri kesehatan Inggris, India dan Rusia.

"Hanya dengan bekerja sama kami dapat memastikan distribusi vaksin Covid-19 dapat lebih adil lagi," cicitinya di malam sebelum pertemuan G20 dimulai.

photo
Distribusi vaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement