Jumat 03 Sep 2021 10:28 WIB

Bunda PAUD Sebut Stunting Juga Dialami Anak Keluarga Mampu

Dari data yang ada sekitar 29 persen anak stunting berasal dari keluarga sejahtera.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Bunda PAUD Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil menyatakan banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, bahkan anak dari keluarga mampu pun bisa mengalami stunting. (ilustrasi).
Foto: Humas Jabar
Bunda PAUD Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil menyatakan banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, bahkan anak dari keluarga mampu pun bisa mengalami stunting. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Stunting atau kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya hingga saat ini masih menjadi permasalahan, termasuk di Provinsi Jabar. Menurut Bunda PAUD Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, bahkan anak dari keluarga mampu pun bisa mengalami stunting.

Kementerian Pendidikan masih mencatat prevalensi stunting masih menjadi perhatian. Tidak hanya soal gizi buruk, tapi lebih dari itu, stunting juga menjadi persoalan kemanusian yang membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mencegahnya.

Baca Juga

Atalia mengatakan kasus stunting ini tidak hanya datang dari keluarga tidak mampu saja. "Data dari kementerian kesehatan, dari kasus stunting yang ada, sekitar 29 persennya anak stunting berasal dari keluarga sejahtera," ujar Atalia dalam acara "Stunting dan Kaitannya dengan Pengasuhan Anak Usia Dini," yang diselenggarakan Pokja Bunda PADU Jawa Barat, belum lama ini.

Bahkan, kata dia, masih dari data tersebut, sekitar 30 persennya kasus stunting berada di perkotaan. Di Jabar, menurut Atalia, masih ditemukan kasus stunting di setiap kabupaten/kota. Namun, kondisinya berbeda, ada yang sudah di masuk zona hijau dan rata-rata di zona sedang. Meskipun masih ada yang berada di zona merah.

Oleh karena itu, Atalia menilai, pendidikan anak usia dini menjadi salah satau upaya yang harus kita intervensi dalam pencegahan stunting ini. "Yakni dengan meningkatkan pengetahuan tentang praktik pengasuahan anak dan asupan gizi yang baik dan seimbang untuk ibu dan balita," katanya.

Atalia berharap kehadiran PAUD yang pendidikannya bersifat holistik integratif menjadi solusi dari permasalahan stunting ini. "Tenaga pendidik dan orangtua harus sensitif terhadapi gizi dan pola asuh anak. Silakan tenaga pendidikn dan orangtua berkolaborasi dan menyusun program untuk mencegah stunting. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan demi mencapai Jabar Zero Stunting," paparnya.

Pemprov Jabar dan Pokja Bunda PAUD akan terus berupaya untuk memberi pengatahuan kepada guru dan orang tua untuk mencegah masalah stunting. Webinar semacam ini pun penting dilaksanakan sebagai bagian dari solusi untuk mencegah stunting di Jabar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement