REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, DKI akan terus berkomitmen secara bertahap dalam meningkatkan pelayanan air bersih. Utamanya, memastikan pelayanan di dua daerah paling sulit air bersih di DKI, Kepulauan Seribu dan daerah yang belum memiliki layanan perpipaan.
"Di dua tempat itu, kami hadir memberikan layanan air bersubsidi dan memastikan adanya kios PAM dengan harga terjangkau," ujar Anies dalam diskusi daring yang diadakan Balkoters, Rabu (1/9).
Dia menilai, hal itu ke depannya akan berdampak besar, baik bagi biaya rutin rumah tangga warga, ataupun bagi keselamatan kota. Khusus keselamatan kota, kata dia, dibuktikan dengan ada pengurangan pengambilan air tanah di DKI. Pengurangan itu membuat adanya titik-titik penurunan permukaan tanah di Jakarta yang turun drastis.
"Yang dulunya jumlah penurunan permukaan ini ada lebih dari 20 titik, kini berkurang menjadi 5 titik," kata Anies.
Menjelaskan jangka pendek menyoal air di Jakarta, kata dia, ada tiga hal utama, subsidi, Air laut Reverse Osmosis (SWRO) dan kios air. Jika subsidi air menjadi komitmen pemerintah, maka SWRO dan kios air adalah jalur pendukung pelayanan.
"Jangka panjangnya, air perpipaan bisa merata dan pemanfaatan sumber air baku bisa terpenuhi dari dalam kota Jakarta," jelas dia.
Mendukung hal tersebut, kata Anies, dikeluarkan tiga Peraturan Gubernur dalam dua tahun ini. Di antaranya adalah Pergub No. 16 Tahun 2020, Pergub No. 45 Tahun 2021 dan Pergub 52 Tahun 2021. Selain dari tambahan revisi Pergub No.53 tahun 2021.
"Pergub-pergub ini untuk memastikan keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta tanpa memandang strata ekonominya," ungkap Anies.