Sabtu 28 Aug 2021 12:40 WIB

KSP Dukung Pengembangan Alat Tes Antigen Buatan Lokal

Moeldoko harap alat tes antigen buatan lokal bisa bantu masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Bayu Hermawan
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan KSP akan terus mendukung pengembangan alat tes antigen yang diproduksi dalam negeri. Moeldoko berharap, adanya alat tes antigen produksi dalam negeri ini akan membantu masyarakat untuk bisa memperoleh alat tes antigen dengan harga murah.

Karena itu, kata dia, pemerintah terus mendukung berbagai inovasi dan upaya yang dilakukan pihak swasta, termasuk yang dilakukan PT Taishan Alkes Indonesia di Kalideres, Jakarta Barat. 

Baca Juga

"Produksi alat tes antigen ini bisa dikembangkan untuk yang berikutnya ke alat PCR. Kita harus optimis sehingga nantinya sustainable, dengan ada marketnya yang jelas," kata Moeldoko saat melakukan kunjungan ke pabrik tersebut pada Jumat (27/8), dikutip dari siaran resmi KSP.

Moeldoko menambahkan, pemerintah terbuka terhadap usulan dan ide positif dalam penanganan pandemi Covid-19. "KSP adalah sebuah lembaga yang bisa menjembatani, ikut menyuarakan ke Kementerian Kesehatan dan unsur-unsur yang lain untuk mendukung alat kesehatan produksi lokal ini," ujarnya.

Dengan alat tes swab antigen yang diproduksi perusahaan lokal ini, Moeldoko berharap akan terus terjadi peningkatan testing dan tracing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Sejauh ini, Indonesia masih mengimpor alat pendeteksi Covid-19 termasuk PCR (polymerase chain reaction) dan Rapid Test Antigen. Kementerian Kesehatan pun telah menetapkan batasan biaya rapid test tertinggi sebesar Rp 250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa.

Pemerintah menyebut standar biaya ini telah melalui pertimbangan yang matang sesuai dengan berbagai komponen dan bisnisnya. Serangkaian proses yang dimulai dari pengambilan sampel, proses pengolahan sampel hingga pengelolaan limbah medis, juga menjadi faktor pertimbangan harga rapid test.

Namun, bagi sebagian besar orang, rapid test masih cukup mahal. Hal inilah yang membuat jumlah testing harian di Indonesia masih sangat terbatas.

Menurut Moeldoko, produksi alat antigen lokal akan memberikan harga yang terjangkau dan bersaing. Tak hanya itu, produksi alat antigen dalam negeri juga akan menyerap banyak anak-anak bangsa sebagai tenaga kerja.

"Kita harus optimis sehingga nantinya sustainable dengan ada marketnya yang jelas. Pemerintah seharusnya dapat ambil bagian menghidupkan usaha ini dengan ikut membeli alat tes antigen produksi lokal," tambah Moeldoko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement