Rabu 25 Aug 2021 18:03 WIB

Mayoritas Publik yang Belum Terima Vaksin Enggan Divaksin

Survei IPI temukan 67,5 persen responden belum divaksin.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 untuk syarat memasuki pusat perbelanjaan di Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (25/8/2021). Pengelola mal mulai melakukan uji coba dan sosialisasi kepada pengunjung saat memasuki pusat perbelanjaan dengan syarat wajib menunjukkan hasil vaksinasi melalui aplikasi PeduliLindungi sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk menekan angka penularan COVID-19.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Pengunjung menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 untuk syarat memasuki pusat perbelanjaan di Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (25/8/2021). Pengelola mal mulai melakukan uji coba dan sosialisasi kepada pengunjung saat memasuki pusat perbelanjaan dengan syarat wajib menunjukkan hasil vaksinasi melalui aplikasi PeduliLindungi sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk menekan angka penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, mayoritas publik (97,1 persen) telah mengetahui adanya program vaksinasi untuk menangkal penyebaran Covid-19. Namun sayangnya, dari angka tersebut, sebanyak 67,5 persen responden menyatakan belum sama sekali mendapatkan vaksinasi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dari responden yang belum mendapatkan vaksinasi, mayoritas atau 56,9 persen mengaku kurang bersedia atau sangat tidak bersedia divaksinasi. Sedangkan, responden yang sangat bersedia atau cukup bersedia menerima vaksinasi Covid-19 hanya 42,5 persen.

Baca Juga

"Kalau kita tanya yang 67 persen, bersedia atau tidak untuk divaksin, yang menyatakan kurang bersedia atau sangat tidak bersedia itu lebih besar ketimbang cukup bersedia," ujar Burhanuddin dalam rilis hasil survei secara daring, Rabu (25/8).

Menurut dia, isu teknis mengenai program vaksinasi adalah vaksinnya itu sendiri dan vaksinatornya. Saat ini, kata Burhanuddin, ketersediaan vaksin maupun vaksinatornya pun belum mencukupi untuk melayani mereka yang bersedia divaksinasi.

Sambil berjalan, dia meminta pemerintah terus menggencarkan kampanye program vaksinasi Covid-19 ini untuk meyakinkan mereka yang tidak atau kurang bersedia divaksin, terutama kelompok rentan. Namun, perlu diingat juga agar mereka yang bersedia divaksin jangan sampai menunggu lama mendapatkan vaskin.

"Ini penting supaya pemerintah tidak kehilangan antusias. Vaksin ini penting karena ini game changer, kalau kita ingin ekonomi bergerak, mau tidak mau program vaksinasi harus ditingkatkan berkali-kali lipat," kata Burhanuddin.

Dia juga memerinci, hanya 11,1 persen responden yang mengaku telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Sementara, responden yang menerima vaksinasi dosis pertama baru 21,4 persen.

Penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.220 orang dengan toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan pada 30 Juli sampai 4 Agustus 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement