Selasa 24 Aug 2021 12:30 WIB

Epidemiolog: Ini Syarat Tercapainya Herd Immunity

Vaksinasi tetap penting untuk mengurangi gejala Covid-19 berat dan tingkat kematian.

Tenaga kesehatan dari puskesmas Kecamatan Kelapa Gading bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 Pfizer di Gedung Judo, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (23/8). Epidemiolog dari FKM Universitas Indonesia Pandu Riono menilai kekebalan komunal atau herd immunity baru akan tercapai jika efektivitas vaksin di atas 80 persen.
Foto: Prayogi/Republika.
Tenaga kesehatan dari puskesmas Kecamatan Kelapa Gading bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 Pfizer di Gedung Judo, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (23/8). Epidemiolog dari FKM Universitas Indonesia Pandu Riono menilai kekebalan komunal atau herd immunity baru akan tercapai jika efektivitas vaksin di atas 80 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari FKM Universitas Indonesia Pandu Riono menilai kekebalan komunal atau herd immunity baru akan tercapai jika efektivitas vaksin di atas 80 persen. Menurut Pandu, program vaksinasi yang tengah digencarkan Pemerintah saat ini bertujuan bukan untuk mewujudkan kekebalan kelompok, melainkan untuk menurunkan angka kematian akibat Covid-19 dan kasus Covid-19 dengan gejala berat.

"Walaupun cakupan vaksinasi sudah 100 persen, tingkat imunitas populasi paling tinggi hanya 60 persen, padahal untuk memberikan perlindungan yang cukup besar harus lebih dari 80 persen," kata Pandu saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa (24/8).

Baca Juga

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan saat ini Jakarta sudah berada dalam zona hijau dan telah memenuhi kekebalan kelompok. Ini terjadi setelah adanya penurunan angka kasus aktif Covid-19 dan seiring dengan meningkatnya cakupan vaksinasi.

Pandu menjelaskan konsep herd immunity khususnya di DKI Jakarta sulit diwujudkan, karena vaksin yang digunakan di Indonesia umumnya hanya memiliki efektivitas 55 persen-60 persen. Di sisi lain, virus corona terus bermutasi, bahkan varian Delta yang sebelumnya sempat mengganas, disebut-sebut mengurangi efektivitas vaksin yang sudah ada, bahkan vaksin yang memiliki efektivitas tertinggi di dunia, seperti Pfizer dan Moderna.

"Sulit untuk mencapai 'herd immunity', tetapi vaksin itu penting karena yang kita kejar adalah menurunkan angka kematian dan angka kasus Covid-19 gejala berat. Vaksin itu mampu mengurangi risiko terkena Covid-19 berat dan mengurangi kematian," kata Pandu.

Untuk menyelesaikan pandemi, Pandu mengatakan bahwa tidak bisa hanya mengandalkan vaksin semata, karena tidak ada satu pun vaksin di dunia yang memiliki efektivitas 100 persen dalam mencegah Covid-19. Oleh karenanya, pemerintah harus terus mendorong masyarakat mengurangi risiko penularan virus, dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, mengidentifikasi warga terpapar dengan terus melaksanakan 3T (testing, tracing, treatment), serta percepatan vaksinasi.

"Dengan tiga upaya itu, diharapkan pandemi bisa dikendalikan. Mungkin tidak bisa dihilangkan sama sekali. Tapi kita bisa mempertahankan supaya pelonggaran bisa dilakukan," kata Pandu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement