REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pendidikan informal, Yureka Edukasi Cipta (YEC), ingin menghadirkan kontribusi yang optimal setelah bergabung dengan program Kartu Prakerja. YEC menggandeng para putra-putri daerah dengan keahlian tertentu untuk menjadi pemateri di berbagai kelas yang dihadirkan.
"Hal ini merupakan cara kami untuk dapat meningkatkan kompetensi masyarakat, sekaligus memberi ruang bagi mereka yang sudah memiliki kompetensi untuk dapat berkarya dan berkontribusi bagi bangsa," kata Pendiri YEC Anima Husna di Jakarta, Jumat (20/8).
Saat ini program Kartu Prakerja sudah memasuki gelombang 18. Pendaftarannya telah ditutup pada pukul 12.00 WIB, Kamis (19/8) dengan kuota 800 ribu pendaftar.
Tahun lalu, kata dia, YEC masuk ke dalam empat besar lembaga penyedia pelatihan yang paling banyak dibeli oleh peserta.
"Salah satu upayanya dengan merancang ulang kelasnya sedemikian rupa sehingga para konsumen dapat merasakan manfaat yang lebih konkret. Beberapa kelas yang sudah dirancang untuk semester dua tahun ini di antaranya Menjual Produk melalui Media Sosial bagi Pedagang Melalui Internet, Mengembangkan Akun YouTube dan Tiktok bagi Seniman Digital, Pemrograman Website Pemula dan Desainer Website, dan banyak lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan, selain itu, YEC sampai saat ini masih berkomitmen memudahkan akses kelas keterampilan bagi penyandang disabilitas sebagai upaya mendukung kesetaraan hak bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat meningkatkan kemampuan diri. Salah satu caranya dengan melakukan peluncuran 1.000 kelas bahasa Inggris daring sebagai program corporate social responsibility (CSR) YEC yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas pada November 2020 lalu.
Anima menambahkan, salah satu hal yang membuat YEC memutuskan untuk menjadi bagian dalam Kartu Prakerja karena program pemerintah tersebut juga terbuka dan mendukung pengembangan diri bagi penyandang disabilitas. Pada semester 1 tahun 2021, berdasarkan data dari Instagram Kartu Prakerja (@prakerja.go.id), sebanyak 41.717 penerima Kartu Prakerja adalah penyandang disabilitas.
"Tentunya dengan proses pendaftaran hingga pelatihan saat ini yang semuanya dilakukan secara daring sangat memudahkan mereka. Membuka akses bagi penyandang disabilitas dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi merupakan wujud semangat kemerdekaan yang sebenarnya," kata Anima.