REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan kalangan ibu hamil menjadi sasaran vaksinasi. Bima mengatakan, ibu hamil berisiko tinggi terpapar Covid-19 dan berpotensi mengalami gejala berat bila terpapar.
"Insya Allah ini kita terus bergerak untuk menjangkau semua target," kata Bima Arya di Bogor, Kamis, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi khusus bagi kalangan ibu hamil.
Dinas Kesehatan Kota Bogor melaksanakan vaksinasi untuk ibu hamil warga Kota Bogor sebanyak 2.997 orang sasaran pada 14-21 Agustus 2021, dari 19.238 ibu hamil yang menjadi kelompok sasaran. Bima Arya mengungkapkan rasa syukur bahwa hingga saat ini capaian vaksinasi di Kota Bogor sudah mencapai 50 persen warga di Kota Hujan itu.
Pada pelaksanaan vaksinasi untuk ibu hamil tersebut, Bima Arya juga membagikan paket sembako kepada ibu yang telah menjalani vaksinasi. Selain berdialog dengan kalangan ibu hamil peserta vaksinasi, Wali Kota Bogor pun sempat bercanda ringan.
Seusai penyuntikan vaksin, Bima Arya sempat menyapa pada seorang ibu hamil tersebut dan bercanda ringan yang disambut tawa sejumlah ibu-ibu hamil lainnya. Menurut Bima Arya, ibu hamil harus divaksinasi untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19, karena ibu hamil berisiko tinggi dan berpotensi mengalami gejala berat.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bogor Siti Robiah Mubarokah, yang mendampingi Bima Arya pada peninjauan vaksinasi tersebut mengatakan, pelaksanaan vaksinasi untuk ibu hamil, dilaksanakan di 25 Puskesmas di enam kecamatan di Kota Bogor dengan tenaga vaksinator dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Siti Robiah Mubarokah, yang akrab disapa Obin, mengatakan, ibu hamil yang dapat menjalani vaksinasi adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 14-33 minggu dan dalam kondisi sehat. "Kalau ibu hamil itu memiliki penyakit penyerta atau komorbid, seperti jantung, diabetes, dan paru-paru, agar dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter spesialisnya," katanya.
Obin menjelaskan, ibu hamil di Kota Bogor sebelumnya sudah didata oleh kader Posyandu dan petugas Puskesmas setempat dan diperoleh data sebanyak 19.238 ibu hamil, sedangkan 16.238 ibu hamil lainnya, masih menunggu jadwal berikutnya.