REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Alun-alun Kota Bogor yang tengah dibangun di eks-Taman Topi akan memiliki hutan kota dengan sekitar 200 pohon. Dalam area hutan kota tersebut, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor memberi slot khusus untuk penanaman pohon pusaka atau pohon sejarah.
Kadisperumkim Kota Bogor, Juniarti Estiningsih atau Esti mengatakan, keputusan tersebut dibuat setelah melakukan diskusi antara budayawan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Hanya saja, saat ini belum ditentukan pohon bersejarah jenis apa yang akan ditanam di Alun-alun Kota Bogor nantinya.
“Kita berikan slot untuk pohon-pohon pusaka yang jadi pohon sejarah. Jenis pohonnya kita belum tahu, tadinya samida, tapi masih dalam pembahasan oleh budayawan,” kata Esti, Kamis (19/8).
Esti menegaskan, Alun-alun Kota Bogor nantinya akan murni menjadi taman kota tempat masyarakat Kota Bogor bisa berkumpul. Dengan empat zona yakni zona botani, zona plaza utama, zona rekreasi dan zona religi yang terintegrasi dengan Masjid Agung Kota Bogor.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, Disperumkim Kota Bogor sudah mengukur potensi kerawanan dari pohon-pohon eksisting di eks-Taman Topi. Mulai dari sisi usia, maupun kekuatan akar pohon.
Sehingga, kata Dedie, tidak ada pohon yang ditebang secara khusus kecuali pohon-pohon yang memang sudah rawan. Salah satunya pohon karet kebo yang ditanam di atas aspal. Pemeriksaan tersebut dilakukan lantaran ada kekhawatiran jika pohon-pohon tua bisa rubuh dalam waktu yang tidak diperkirakan.
“Jadi kita juga ada kekhawatiran. Makanya setelah kitw lakukan pengecekan, satu per satu, mana yang bisa dipertahankan akarnya masuk ke dalam tanah secara baik, mana yang hanya menumpu di atas aspal,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut Dedie, tanaman yang berada di area Stasiun Bogor milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berdampingan dengan calon Alun-alun Kota Bogor, akan turut dipelihara oleh Disperumkim Kota Bogor. Termasuk mencabuti tanaman liar yang merambat di pohon-pohon besar milik PT KAI di Jalan Dewi Sartika. Selain itu, lahan di antara Stasiun Bogor yang dulunya merupakan kios akan dirapikan. Sebab, kawasan tersebut dinilainya sangat kumuh.
“Ini juga dulunya adalah kios, sanagt kumuh. Jadi di bawahnya pun banyak puing, jadi kita sudah diskusi mungkin puing yang mengganggu akan kita bantu dibersihkan, diangkat, diberi tanah, pohon, dan tanaman hias,” ujar Dedie.
Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati pada Disperumkim Kota Bogor, Irfan Zacky menambahkan, pohon eksisting di alun-alun Kota Bogor ada 98 pohon. Dari 98 pohon tersebut, 10 di antaranya akan diboling atau direlokasi, ke Taman Heulang di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Serta diperkirakan ada 31 pohon yang akan ditebang karena beberapa di antaranya sudah ber-KTP merah dan kuning.
“Jadi ada berbagai faktor, antara lain, pohon sudah ber-KTP merah dan kuning, pohon sudah mati, adanya pohon-pohon liar dan pohon yang memiliki getah beracun, serta pohon yang terkena dampak struktur konstruksi,” ujarnya.