Jumat 13 Aug 2021 20:53 WIB

Tanda DKI Jakarta Keluar dari Status Zona Merah

"Jakarta sudah masuk zona hijau. Terima kasih," kata Ariza.

Warga memperlihatkan surat vaksin  Covid-19 di kawasan Kelurahan unter Agung, Jakarta Utara, Jumat (13/8). Kegiatan tersebut dalam rangka mengajak masyarakat setempat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 mengingat kebijakan PPKM di Jakarta memberlakukan surat vaksin sebagai syarat beraktivitas di tempat umum. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Salah satu keberhasilan DKI Jakarta dalam penanganan pandemi Covid-19 belakangan ini adalah, menekan angka kematian pasien Covid-19. Mengacu pada data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 1-12 Agustus 2021, tercatat DKI dalam sepekan terakhir berhasil keluar dari peringkat lima besar kasus kematian tertinggi Covid-19 secara nasional.

Penurunan angka kematian ini diyakini, salah satunya karena tingginya capaian vaksinasi warga di Ibu Kota. Jika mengacu pada data dari Pemprov DKI, penurunannya tampak mulai terjadi sejak akhir Juli.

Mengutip data dari corona.jakarta.go.id yang ditampilkan di Instagram resmi Pemprov DKI Jakarta, tampak pada pekan pertama penerapan PPKM Darurat (3 - 4 Juli) total kematian 105 kasus. Pada pekan kedua (5 - 11 Juli), total kematian 743 kasus.

Pada pekan ketiga (12 - 18 Juli), tercatat total kematian 708 kasus. Pekan terakhir PPKM Darurat (19 - 25 Juli), angka kematian melonjak jadi 1.230 kasus.

Selanjutnya, pada pekan pertama penerapan PPKM Level 4 (26 Juli - 1 Agustus), jumlah kematian mulai menurun menjadi 876 kasus. Pada pekan kedua (2 - 8 Agustus), angka kematian kembali turun jadi 561 kasus.

Adapun pekan ini (9-13 Agustus), total kematian tercatat 206 kasus. Total angka kematian harian terendah tercatat pada 9 Agustus, yakni 13 kasus.

"Angka kematian turun, tentu salah satu sebabnya karena vaksin. Selain itu (karena) kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/8) malam.

Kembali mengutip data dari corona.jakarta.go.id, per 13 Agustus, vaksin dosis pertama sudah diberikan kepada 8.861.264 orang. Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 4.007.949 orang

Ariza melanjutkan, pihaknya sebenarnya sudah memenuhi target awal vaksin dosis pertama untuk 8,8 juta warga. Tapi, lantaran banyak warga non-DKI yang ikut divaksin, akhirnya pihaknya menambah target capaian vaksinasi menjadi 11 juta orang.

"Kami minta seluruh warga Jakarta yang belum vaksin segera bergegas mendaftarkan melalui aplikasi JAKI dan mendatangi sentra-sentra vaksin di kelurahan Puskesmas dan sekitar lingkungan kita masing-masing," ujar Ariza.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani menilai penyebab angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan ada tiga yaitu penanganan atau treatment, karakteristik populasi, dan cakupan vaksinasi yang sudah baik.

Laura menilai kasus harian di DKI Jakarta kini hanya 1.000-an. Padahal, dia melanjutkan, beberapa waktu lalu ibu kota negara Indonesia ini sempat mencatatkan diri jadi daerah dengan kasus harian Covid-19 terbanyak.

"Kemudian kini kasus Covid-19 semakin berkurang dan angka kematian bisa ditekan. Ada tiga penyebab kenapa kematian bisa dikurangi yaitu pertama adalah penanganan," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (13/8).

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat menangani penduduknya yang terpapar Covid-19 sudah lebih baik, ini termasuk penyediaan fasilitas kesehatan. Sehingga, fasilitas pelayanan kesehatan bisa menampung pasien yang cukup banyak.

Kemudian, ia menilai alat kesehatan yang dimiliki DKI Jakarta juga cukup banyak seperti ventilator, hingga ketersediaan ruang ICU. Selain itu, ia menilai upaya tes, telusur dan isolasi (3T) di DKI Jakarta sudah kuat.

Artinya, dia menambahkan, deteksi dini bisa dilakukan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Sebab, ia menambahkan, jika testing dan tracing tidak berjalan, seseorang tidak tahu terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Alasan lainnya, karakteristik populasi yang ada di DKI Jakarta yang tak banyak memiliki penyakit penyerta (komorbid) juga menjadi penentu. Selain itu, ia menilai masyarakat DKI Jakarta lebih sadar dalam kondisi pandemi dengan segera berobat jika terinfeksi Covid-19.

Vaksinasi juga memiliki peran dalam menurunkan angka kematian di DKI Jakarta. Laura menyinggung cakupan program vaksinasi di ibu kota sudah cukup tinggi yaitu diatas 80 persen untuk dosis pertama.

"Vaksinasi inilah yang bisa jadi salah satu faktor penurunan kasus kematian yang ada di DKI Jakarta," ujarnya.

 

photo
Separuh warga Jakarta pernah terinfeksi Covid-19 - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement