Rabu 04 Aug 2021 16:20 WIB

PPNI Sesalkan Kabar Influencer Terima Vaksin Ketiga COVID-19

Booster diprioritaskan untuk nakes yang memiliki risiko tertular COVID-19 empat kali.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyesalkan kabar yang menyebutkan adanya salah satu seseorang di Tanah Air dengan pengikut cukup banyak di media sosial (influencer) mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). (Foto: Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP-PPNI), Harif Fadhillah)
Foto: Republika/Muhyiddin
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyesalkan kabar yang menyebutkan adanya salah satu seseorang di Tanah Air dengan pengikut cukup banyak di media sosial (influencer) mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). (Foto: Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP-PPNI), Harif Fadhillah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyesalkan kabar yang menyebutkan adanya salah satu seseorang di Tanah Air dengan pengikut cukup banyak di media sosial (influencer) mendapatkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). "Saya kira iya, kita sesalkan adanya kejadian itu. Bahwasannya nanti seluruh penduduk Indonesia dapat booster, itu kebijakan pemerintah," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah, di Jakarta, Rabu (4/8).

Harif menjelaskan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster) hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan (nakes) yang berada di garda terdepan penanganan pandemi. Harif menambahkan pemberian vaksin booster bagi tenaga kesehatan diutamakan karena mereka memiliki risiko tertular COVID-19 empat kali lebih besar dibandingkan warga biasa.

Baca Juga

"Kenapa nakes jadi prioritas karena berisiko tiga sampai empat kali daripada orang awam karena dia bekerja pada lingkungan yang faktanya bersinggungan dengan pasien COVID-19," ujar Harif Fadhillah.

Menurut dia, suntikan vaksin booster bagi nakes juga untuk membentuk daya tahan tubuh lebih kuat di tengah kasus COVID-19 yang masih tinggi. "Apalagi dengan kondisi orang sakit yang hari ini meningkat. Kemarin rumah sakit penuh dan antre. Itu juga faktor yang menyebabkan perawat memerlukan daya tahan tubuh adalah pemberian vaksin. Itu yang jadi prioritas," kata Harif.

Data PPNI sebelumnya menyebutkan hingga Jumat, 9 Juli 2021, sedikitnya 373 perawat meninggal akibat terpapar COVID-19. Dari jumlah itu, terbanyak dari Jawa Timur sebanyak 140 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement