Selasa 03 Aug 2021 14:37 WIB

Greysia Polii: Pak Erick Thohir Selalu Bilang Jangan Nyerah

Erick Thohir ternyata menjadi pendorong semangat Greysia Polii tak pantang menyerah.

 Peraih medali emas Greysia Polii, kiri, dan Apriyani Rahayu merayakan saat upacara perebutan medali emas ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020, Senin, 2 Agustus 2021, di Tokyo, Jepang.
Foto:

Sempat Ingin Pensiun

Setelah Olimpiade Rio, Greysia pada 2017 ditinggal pasangan mainnya, Nitya karena mengalami cedera serius pada bagian bahu sehingga terpaksa gantung raket. Greys yang mengetahui hal itu merasa down dan ingin pensiun. Namun, pihak keluarga dan juga sang pelatih, Eng Hian, memintanya agar terus bermain dan membimbing para pemain muda.

Greys pun menuruti permintaan itu dan terus bersabar. Kesabaran Greysia pun lantas membuahkan hasil yang baik. Pada awal 2017, dia pun bertemu dengan Apriyani Rahayu yang saat itu baru mulai bermain di level senior dan berlatih di Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.

Apriyani, bungsu dari empat bersaudara dan satu-satunya anak perempuan dari pasangan Amiruddin Pora dan Siti Jauhar, mulai mendalami dunia bulu tangkis saat bergabung dengan klub Pelita Bakrie Jakarta pada 2011. Setelah tiga tahun, perempuan kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998 yang akrab disapa Apri itu hijrah ke klub Jaya Raya Jakarta pada 2015. Dia pun mengalami peristiwa pahit pada tahun yang sama.

Saat bertanding di kejuaraan Dunia Junior 2015 yang digelar di Lima, Peru, Apri sempat dipanggil keluar lapangan dan ia mendapat kabar duka bahwa sang ibu meninggal dunia. Mendengar kabar tersebut, Apri pun mencoba menahan dukanya untuk sementara dan melanjutkan pertandingan.

Bahkan, Apri pun sukses menggondol medali perunggu di nomor perorangan ganda campuran, berpasangan dengan Fachriza Abimanyu. Di level junior, Apri mencatat sejumlah prestasi, baik sebagai pemain ganda putri maupun ganda campuran.

photo
Peraih medali emas Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu (kanan) bereaksi selama upacara pemberian penghargaan Bulutangkis Ganda Putri di Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Chofu, Tokyo, Jepang, 02 Agustus 2021. - (EPA-EFE/MAST IRHAM)

Apri pun kerap bergonta-ganti pasangan, mulai dari Rosyita Eka Putri dan Jauza Fadhila Sugiarto di nomor ganda putri, serta Fachriza Abimanyu, Rinov Rivaldy, Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Panji Akbar Sudrajat di nomor ganda putra. Memasuki 2017, dia pun bergabung dengan tim senior bulu tangkis Indonesia sebagai spesialis ganda putri dan langsung dipasangkan dengan Greysia Polii.

Greysia-Apriyani memulai debut mereka di kejuaraan beregu Piala Sudirman 2017, kemudian menyabet gelar juara pertama mereka di ajang Thailand Open 2017 dan disusul French Open 2017. Dari situ, penampilan mereka kian kompak dan berbagai gelar juara berhasil diraih, di antaranya India Open 2018, Thailand Open 2018, SEA Games 2019, India Open 2019, Indonesia Masters 2020, Spain Masters 2020 dan Thailand Open 2020.

“Di usia saya yang sudah tidak lagi muda, tiba-tiba saja Apriyani muncul. Semuanya berjalan begitu cepat. Kami memenangkan banyak kejuaraan. Saya bersyukur sekali. Saya sudah menunggu kehadirannya begitu lama,” ujar Greysia.

 

Penantian Panjang

Penantian yang begitu panjang, membuat Greysia yang berpasangan dengan Apriyani lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Mereka harus mendaki jalan terjal dan berliku untuk bisa sampai ke laga puncak.

Satu demi satu lawan pun mereka berhasil singkirkan, mulai dari penyisihan grup. Di grup A, mereka mengalahkan pasangan Malaysia Chow Mei Kuan-Lee Meng Yean (21-14, 21-17), Chloe Birch-Lauren Smith asal Inggris (21-11, 21-13) dan wakil tuan rumah sekaligus ganda putri nomor satu dunia Yuki Fukushima-Sayaka Hirota (24-22, 13-21, 21-8). Berkat kerja keras yang begitu panjang, Greysia-Apriyani lolos ke perempat final sebagai juara grup, dan sesuai hasil undian, mereka bertemu dengan pemeringkat ketujuh dunia asal China Du Yue-Li Yin Hui.

Dengan penuh percaya diri, mereka melewati tantangan itu dan memetik kemenangan 21-15, 20-22, 21-17. Selanjutnya di semifinal, mereka membungkam unggulan keempat asal negeri ginseng Lee Sohee-Shin Seungchan dengan keunggulan 21-19, 21-17.

Saat itu, Greysia-Apriyani sudah mencetak sejarah sebagai ganda putri pertama yang lolos hingga ke babak final Olimpiade. Tinggal selangkah lagi untuk menciptakan sejarah baru sebagai peraih medali emas Olimpiade pertama dari sektor ganda putri.

Impian itu terwujud setelah mereka menumbangkan pasangan rangking dua dunia asal China Chen Qing Chen-Jia Yi Fan di partai final. Greysia-Apriyani merebut gelar juara Olimpiade, dan medali emas kini sudah aman dalam genggaman mereka.

“Saya berpasangan dengan Kak Greys empat tahun lalu. Perjalanan panjang, di mana saya belajar untuk mendewasakan diri, dan hari ini kami mendapatkan semuanya. Ini berkah dari Allah dan doa dari keluarga serta masyarakat Indonesia. Medali ini untuk orang tua saya dan juga kakak saya semua,” ungkap Apriyani.

Berulang kali Greysia-Apriyani mengucap syukur atas kemenangan tersebut dan meluapkannya lewat tawa lepas, senyum lebar serta air mata bahagia mereka. Kini lengkap sudah koleksi medali emas Olimpiade tim bulu tangkis Indonesia dari semua sektor. Mari berharap agar tradisi emas ini terus berlanjut sampai Olimpiade-Olimpiade berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement