Senin 02 Aug 2021 07:02 WIB

Panglima TNI: Tracer Covid Jangan Kalah Cepat dengan Virus

Panglima TNI mengatakan tracer harus terus bekerja dan tidak ada hari liburnya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memberikan bantuan laptop kepada tenaga penelusur atau tracer Covid-19 yang berada di wilayah Jawa Timur. Laptop tersebut dilengkapi dengan aplikasi
Foto: Dok Puspen TNI
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memberikan bantuan laptop kepada tenaga penelusur atau tracer Covid-19 yang berada di wilayah Jawa Timur. Laptop tersebut dilengkapi dengan aplikasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memberikan bantuan laptop kepada tenaga penelusur atau tracer Covid-19 yang berada di wilayah Jawa Timur. Laptop tersebut dilengkapi aplikasi "Silacak" dan "Inarisk" yang dapat membantu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Laptop ini merupakan peralatan yang wajib digunakan dan harus dikuasai para Babinsa yang menjadi tenaga tracer, karena ini adalah senjatanya kalian dalam melaksanakan tugas,” kata Hadi saat melakukan kunjungan ke beberapa puskesmas yang berada di wilayah Jawa Timur, Ahad (1/8). 

Baca Juga

Panglima TNI melaksanakan kunjungan ke wilayah Jawa Timur untuk mengecek langsung tenaga penelusur Covid-19. Tenaga penelusur Covid-19 terdiri dari para Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga, Bhabinkamtibmas, serta relawan dari masyarakat yang bertugas di setiap Puskesmas.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menyaksikan kemampuan para Babinsa dan Bhabinkamtibas yang menerapkan penggunaan aplikasi "Silacak" dan "Inarisk" yang digunakan para penelusur dalam bertugas. Hadi menjelaskan, bantuan laptop yang dilengkapi kedua aplikasi itu bertujuan untuk mendukung kerja para penelusur dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Para tenaga tracer harus terus bekerja dengan maksimal karena penyebaran Covid-19 ini tidak pernah berhenti dan tidak ada hari liburnya. Penyebaran Covid-19 ini terus merambah ke mana-mana, jadi tenaga tracer jangan sampai kalah cepat dalam menghentikan penyebaran Covid-19,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Panglima TNI mengingatkan kepada para tenaga penelusur Covid-19 dan tenaga kesehatan untuk tetap menjaga diri. Hal tersebut perlu dilakukan agar garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19 tetap sehat dalam melaksanakan tugas di lapangan.

“Saya berharap para tenaga tracer Covid-19 dan tenaga kesehatan seperti para Babinsa, Bhabinkamtimas, Ibu Bidan Desa dan Kepala Desa jangan sampai ada yang sakit, sehingga kesehatan harus benar-benar dijaga,” kata Hadi.

Pada hari kedua kunjungan kerjanya di wilayah Jawa Timur, Hadi meninjau langsung beberapa Puskesmas, yaitu Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto; Puskesmas Sukomoro, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk; dan Puskesmas Balerejo, Kecamatan Balerejo, Madiun.

Panglima TNI juga mengunjungi Kodim 0803/Madiun untuk mengecek para prajurit TNI yang telah dibekali kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi "Silacak" dan "Inarisk" yang akan diperbantukan sebagai tenaga penelusur Covid-19. Dalam kesempatan itu, Panglima TNI juga menyerahkan bantuan Laptop bagi tenaga penelusur yang akan bertugas di lapangan.

Sebelumnya, Hadi telah menyerahkan senjata anyar berupa laptop kepada Bintara Pembina Desa (Bintara), Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar), dan Bintara Pembina Potensi Dirgantara (Babinpotdirga) yang bertugas sebagai penelusur digital atau tracer digital. Laptop itu akan mereka gunakan untuk melakukan penelusuran digital penyebaran Covid-19.

"Tracer digital nantinya akan melaksanakan wawancara melalui WhatsApp atau telpon dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan. Namun bila ada kendala, maka tenaga tracer lapangan akan bergerak menuju sasaran, yaitu masyarakat yang dikonfirmasi masuk pada tracing kontak erat,” kata Hadi dalam siaran pers, Selasa (27/7).

Hadi menerangkan, data hasil wawancara yang telah didapatkan kemudian akan dicatat dalam sebuah formulir yang telah disiapkan. Selanjutnya para Babinsa yang menjadi tenaga penelusur akan berkoordinasi dengan Puskesmas untuk melaksanakan tindakan berikutnya, yaitu melaksanakan entry test dengan antigen.

"Untuk mengetahui apakah masyarakat tersebut menunjukan gejala reaktif atau tidak,” tutur Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement