REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meraih predikat Provinsi Pelopor Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), karena hasil kolaborasi semua pihak.
"Capaian ini adalah keberhasilan bersama dalam pemenuhan hak anak yang dilakukan secara berkesinambungan dan kolaborasi semua pihak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di Jakarta, Jumat (30/7).
Anies menyebut, kolaborasi semua pihak itu seperti perangkat daerah, dunia usaha, jurnalis, perguruan tinggi, dan lembaga masyarakat. Selain itu, kelima wilayah administrasi DKI dan Kabupaten Kepulauan Seribu juga meraih penghargaan kota/kabupaten layak anak dengan peringkat Nindya dan Madya.
Anies menyatakan, capaian itu juga atas komitmen yang tinggi untuk mewujudkan lingkungan yang ramah bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, lanjut dia, perhatian pemenuhan hak dan perlindungan anak, serta perjuangan untuk menjadikan seluruh kabupaten/kota menjadi kabupaten/kota layak anak.
Anies juga mengajak semua pihak memastikan hak anak-anak untuk sehat dengan melindungi mereka dari Covid-19. "Vaksin segera dan daftarkan anak-anak yang sudah berusia 12 tahun ke atas melalui Jaki (Jakarta Kani)," ucapnya.
Kementerian PPPA menganugerahkan penghargaan kota layak anak (KLA) kepada 275 daerah di Indonesia. Daerah yang mendapat penghargaan karena dinilai memiliki komitmen tinggi memenuhi hak dan perlindungan anak.
"KLA akan diberikan kepada daerah yang memiliki komitmen tinggi untuk mendukung pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak," kata Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Jakarta, Kamis (29/7).
Dia menjelaskan, penghargaan itu diberikan melalui proses evaluasi yang dilakukan oleh tim Kementerian PPPA, tim dari kementerian lembaga dan tim independen. Evaluasi dilakukan untuk mengukur capaian kinerja pelaksanaan 24 indikator yang mencerminkan implementasi atas lima klaster substantif Konvensi Hak Anak.
Di antaranya, pemenuhan hak sipil dan kebebasan anak, pemenuhan hak anak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, pemenuhan hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan, pemenuhan hak anak atas pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus anak.