REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) yang dibangun oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) berpotensi menambah hunian terjangkau hingga 19 ribu meter persegi (m2).
MITJ yang merupakan anak usaha PT MRT Jakarta dan PT KAI (Persero), ditugaskan dalam pengembangan kawasan TOD di tujuh stasiun prioritas. Salah satunya di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat yang hingga kini terus berproses untuk mewujudkan integrasi fisik antarmoda.
Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat, menjelaskan, Stasiun Tanah Abang merupakan kawasan pertama yang dibangun TOD sebagai denyut perniagaan dan transit Ibu Kota. "Apabila kita bangun, ada potensi peningkatan hunian terjangkau atau setara dengan 9,72 persen dari luasan hunian pada RDTR," kata Tuhiyat dalam webinar yang diselenggarakan DTKJ secara virtual di Jakarta, Kamis (29/7).
Tuhiyat menjelaskan, dalam pengembangan kawasan TOD Tanah Abang, ada tiga prinsip yang diutamakan. Ketiganya yaitu, peningkatan konektivitas, kualitas hidup dan regenerasi sosio-ekonomi.
Sehingga, sambung dia, selain menciptakan integrasi antarmoda, TOD Tanah Abang juga memperluas ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang publik seluas 12,3 hektare. Pengembangan juga dilakukan pada jalur pejalan kaki (jalur pedestrian) dan jalur sepeda serta potensi adanya ruang usaha terjangkau seluas 92.704 m2.
"Sebagai proyek pemicu, di Tanah Abang kita mencoba melakukan pembangunan di lahan-lahan milik PT KAI. Kita akan mencoba merevitalisasi Stasiun Tanah Abang yang mengikuti jejak Stasiun Sudirman," kata Tuhiyat.
Adapun tujuh stasiun prioritas yang dilakukan pengembangan kawasan TOD, yakni Stasiun Tanah Abang, Manggarai, Kampung Bandan dan Jakarta Kota, Juanda, Pondok Cina (Kota Depok, Cisauk (Kabupaten Tangerang), serta Bogor.
Ikuti Whatsapp Channel Republika