Selasa 27 Jul 2021 21:19 WIB

Pemerintah Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19

Pembagian vaksin bisa tak sama, karena fokus ke daerah yang penularannya tinggi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. Pemerintah terus mempercepat vaksinasi masyarakat.
Foto: DOk BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. Pemerintah terus mempercepat vaksinasi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi dengan target 1 juta  penyuntikan dosis vaksin Covid-19 per hari selama Juli dan 2 juta dosis per hari pada Agustus. Sebab, target vaksinasi Covid-19 kini bertambah jadi 208,2 juta orang.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, total ada 63 juta dosis vaksinasi telah disuntikkan, sebanyak 45 juta dosis pertama dan 18 juta vaksin dosis kedua hingga 26 Juli 2021.

Baca Juga

"Cukup banyak yang sudah disuntikkan. Targetnya kami akan berikan vaksinasi kepada 208,2 juta orang dari semula 181,5 juta, karena ada penambahan penerima vaksin golongan usia 12-17 tahun," kata Nadia saat berbicara di konferensi virtual FMB9, Selasa (27/7).

Ia menambahkan, akselerasi untuk mencapai 1,5 juta vaksinasi per hari masih terus difokuskan. Sejak awal hingga pekan ketiga Juli, suntikan vaksinasi rata-rata sudah mencapai 1 juta dosis, dengan kisaran 900 ribu -1,1 juta per hari.

Bahkan hari ini, pemerintah telah mengamankan kembali 21,2 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tambahan stok vaksinasi. Ia bersyukur pada Selasa (27/7) siang, Indonesia kembali menerima vaksin Sinovac sebanyak 21,2 juta dosis dalam bentuk bahan baku (bulk).

"Ini merupakan dosis terbesar yang pernah kita terima dan akan digunakan pada Agustus untuk akselerasi vaksinasi," ujarnya.

Ia menambahkan, vaksin yang diterima itu berupa produk setengah jadi dan produk jadi. Vaksin yang datang dalam bentuk jadi akan diperiksa secara fisik dan dikontrol kualitasnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna memastikan vaksin berkualitas dan aman.

Sedangkan vaksin dalam bentuk bulk akan diolah dulu oleh PT Bio Farma dalam waktu dua pekan. Setelah jadi, vaksin akan diperiksa oleh BPOM untuk dipastikan kualitasnya.

"Kurang lebih tersedia 5 juta sampai 7,5 juta dosis vaksin dari Bio Farma setiap pekannya, sehingga nanti akan ada 21,5 juta vaksin yang siap digunakan pada bulan Agustus," kata Nadia.

Nadia menambahkan, saat ini pemerintah baru menerima sekitar 30 persen dari kebutuhan total 460 juta dosis vaksin. Untuk itu pemerintah daerah diminta mengatur prioritas. Saat ini distribusi vaksin 50 persennya fokus ke Jawa-Bali, dan dari wilayah itu distribusi fokus ke 57 kabupaten kota aglomerasi. 

"Pembagian vaksin bisa tidak sama, karena harus difokuskan ke kabupaten kota yang jumlah kasus dan laju penularannya sangat tinggi," ujar Nadia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement