Kamis 22 Jul 2021 23:29 WIB

LaporCovid-19: Ada 43 Laporan Kesulitan Akses Oksigen Medis

LaporCovid-19 menyebut warga yang kesulitan oksigen umumnya terpaksa isoman

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melayani warga mengisi ulang tabung oksigen di Fauzi Medical, Matraman, Jakarta. Melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air membuat kebutuhan oksigen medis juga meningkat. LaporCovid-19 mencatat sedikitnya 43 laporan warga yang kesulitan mengakses oksigen medis hingga Kamis (22/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja melayani warga mengisi ulang tabung oksigen di Fauzi Medical, Matraman, Jakarta. Melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air membuat kebutuhan oksigen medis juga meningkat. LaporCovid-19 mencatat sedikitnya 43 laporan warga yang kesulitan mengakses oksigen medis hingga Kamis (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air membuat kebutuhan oksigen medis juga meningkat. LaporCovid-19 mencatat sedikitnya 43 laporan warga yang kesulitan mengakses oksigen medis hingga Kamis (22/7).

Data analyst LaporCovid-19 Said Fariz Hibban mengatakan, pihaknya menerima keluhan warga yang kesulitan mencari akses oksigen medis. "Hasilnya, kesulitan oksigen itu cukup banyak. Tercatat ada 43 laporan warga mengenai kesulitan mendapatkan oksigen hingga hari ini," ujar Said saat dihubungi Republika, Kamis (22/7). 

Baca Juga

Ia menambahkan, warga yang kesulitan akses oksigen adalah yang memutuskan untuk isolasi mandiri (isoman) di rumah setelah ditolak dirawat di rumah sakit. Mengenai kendala di lapangan, dia menyebutkan ada beberapa alsan. 

Pertama karena tidak ada tabung oksigen medis, kemudian kedua terkendala informasi terkaut ketersediaan oksigen, kalaupun ada di daerah Jabodetabek. Namun, dia melanjutkan, warga di daerah suburban atau rural sulit mencarinya. Akhirnya, dia menambahkan, masyarakat yang susah mengakses oksigen kemudian meninggal dunia.

Terkait keluhan mengenai paket obat gratis untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri maupun yang tanpa gejala, LaporCovid-19 belum memiliki angka pasti. "Kami belum merapikan datanya. Jadi, masih hitungan kasar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement