REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Memiliki mata yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Tanpa mata, kita tidak bisa melihat keindahan dunia dan wajah orang-orang terdekat kita. Karena itu, sebisa mungkin kita perlu menjaga agar mata kita tetap sehat dan pandangan mata kita tidak terhalang.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Annisa Sujana (24). Ketika terjadi sesuatu di matanya yang membuatnya tidak nyaman, ia memutuskan untuk langsung memeriksakannya ke dokter.
“Beberapa waktu yang lalu mata saya sering mengeluarkan air mata dengan frekuensi yang tidak wajar. Karena merasa tidak nyaman dan takut terjadi apa-apa dengan mata ini, akhirnya saya memeriksakan mata saya ke dokter,” kenang Annisa saat ditemui di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, sebagaimana ditulis Jamkesnews.
Annisa merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU). Berbekal kartu JKN-KIS miliknya, ia pun mengunjungi dokter. Annisa menceritakan awalnya ia mengunjungi Klinik Mulia Asih tempat ia terdaftar dan selanjutnya dirujuk ke dokter spesialis mata Rumah Sakit Qadr.
Karena Rumah Sakit Qadr belum memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan matanya, Annisa pun dirujuk kembali ke Siloam Hospitals Lippo Village. Ia mengaku proses rujukan berjenjang tidak menyulitkan baginya karena sesuai dengan prosedur.
“Saat di Siloam Hospitals Lippo Village, selain diperiksa oleh dokter spesialis mata, saya juga dirujuk ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah konsultasi ke dua dokter spesialis tersebut, ternyata saya harus mendapatkan tindakan operasi karena terjadi penyumbatan pada saluran air mata saya,” cerita salah satu Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Komisi Nasional Keselamatan Transportasi ini.
Annisa mengaku selama menjalani perawatan, ia tidak mengalami diskriminasi sama sekali. Pelayanan yang ia terima juga sangat baik. Ia juga sabar menunggu antrean. Menurutnya, hal tersebut wajar ketika seluruh masyarakat memanfaatkan JKN-KIS.
Pengguna JKN-KIS itu banyak karena ia memahami program jaminan kesehatan ini memiliki iuran yang terjangkau, bahkan bagi sebagian orang iurannya dibantu oleh pemerintah. Oleh karenanya, saat ini masyarakat yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sudah tidak takut lagi untuk berobat karena sebelumnya sudah terbayang biaya besar yang harus dikeluarkan.
Perempuan kelahiran Tangerang ini merasa bersyukur sudah menjadi peserta JKN-KIS. Menurutnya, yang namanya sakit tidak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya. Dengan menjadi peserta JKN-KIS, setidaknya kita sudah memiliki persiapan jika sewaktu-waktu sakit, apalagi menderita penyakit yang memerlukan biaya besar untuk pengobatannya.
“Sebelumnya saya sempat ke dokter spesialis mata dengan biaya sendiri. Untuk sekali kunjungan saya mengeluarkan uang 600 ribu. Bayangkan jika tanpa JKN-KIS, berapa biaya yang harus saya keluarkan sampai pasca operasi, bisa-bisa puluhan juta," ujarnya. Alhamdulillah ada JKN-KIS. Saya tidak dipungut biaya sedikit pun, padahal kalau dipikir lebih jauh, iuran yang saya bayarkan selama ini belum sebanyak itu. Beruntung sekali kita memiliki jaminan kesehatan seperti ini di negara kita."
Sebagai peserta JKN-KIS yang sudah merasakan sendiri manfaatnya, Annisa berharap program yang mengusung prinsip gotong royong ini terus berjalan dengan optimal dan berkesinambungan. Melalui kehadiran Program JKN-KIS ini, tidak sedikit penduduk Indonesia yang merasa terbantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tidak lupa, ia juga mengajak masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS untuk segera mendaftarkan diri karena untuk persiapan jika sewaktu-waktu membutuhkan atau jika peserta JKN-KIS selalu sehat, iuran yang dibayarkannya bisa membantu peserta JKN-KIS lainnya yang sedang sakit.