REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Sebanyak 76 warga Universitas Jember (Unej) baik dosen maupun karyawan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 selama Juli 2021. Hal itu berdasarkan hasil tracing dari kontak erat pasien positif.
"Angka penderita sebanyak 76 orang tadi berasal dari hasil tracing dan testing terhadap 144 orang suspect atau mereka yang dicurigai sebelumnya telah melakukan kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan Bencana Covid-19 (TTDKBC) Unej dr Ulfa Elfiah dalam keterangan tertulis di Kabupaten Jember, Jumat.
Menurut dokter yang juga ketua Unej Medical Unit (UMC) itu, pihaknya sudah memiliki standar prosedur operasi (SOP) dalam melakukan tracing dan testing saat menerima laporan adanya penderita COVID-19 di kampus."Jika ada warga Universitas Jember yang menderita Covid-19, maka akan kami telusuri telah melakukan kontak erat dengan siapa saja dan mereka yang kontak erat itu dikategorikan sebagai suspek," tuturnya.
Ia mengatakan mereka yang suspek tersebut kemudian diminta melakukan tes usap PCR untuk mengetahui apakah mereka positif Covid-19 atau tidak."Khusus untuk bulan Juli 2021, TTDKBC Universitas Jember telah melakukan tracing dan testing kepada 144 orang suspek dengan hasil 76 orang di antaranya terkonfrmasi positif Covid-19," katanya.
Ulfa juga mengklarifikasi terkait kesimpangsiuran informasi yang ada yakni soal isu 220 orang warga Unej yang terkonfirmasi positif Covid-19."Di bulan Juni dan Juli 2021 tercatat warga Unej yang positif Covid-19 mengalami peningkatan seiring dengan angka warga yang terpapar virus Corona meningkat secara nasional," ujarnya.
Pada Juni 2021, lanjut dia, pihak TTDKBC melakukan tracing dan testing kepada 54 orang suspek dan sebanyak 27 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara pada Juli 2021 jumlahnya meningkat dari 144 suspek tercatat sebanyak 76 orang yang positif.
Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan secara nasional kasus COVID-19 meningkat dan juga di Kabupaten Jember yang mencetak rekor baru diatas 200 kasus dalam sehari, sehingga kondisi tersebut sangat memprihatinkan."Saya mengimbau warga Unej agar tetap menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sambil tetap mengikuti kebijakan rektorat," katanya.
Selama pemberlakuan PPKM Darurat, lanjut dia, maka berlaku kebijakan kerja untuk hari Senin dan Selasa semua pegawai wajib bekerja dari rumah (Work From Home)."Kesempatan itu digunakan untuk melakukan penyemprotan disinfektan dan penyinaran ultraviolet di semua ruangan, sedangkan di hari kerja lainnya yakni mengatur hanya 25 persen pegawai yang masuk kerja dan itupun hanya di unit kerja tertentu saja," katanya.