jatimnow.com - Sebuah video berisi aksi beberapa orang berbaju hazmat berjoget di atas liang pemakaman, viral di media sosial. Belakangan diketahui, aksi itu terjadi di Dusun Podokaton, Desa Bayeman, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan.
Camat Gondangwetan, Hari Hijroh Saputro membenarkan bahwa aksi berjoget itu terjadi di wilayahnya. Dia menyebut aksi itu terjadi pada sekitar pukul 22.00 WIB, 14 Juli 2021.
"Nggeh (ya), sudah ditangani polsek sampai ke Polres Pasuruan Kota. Mereka tim relawan desa, bukan tenaga kesehatan (nakes). Nakes cuman memantau dan membantu. Sebab saat itu nakes drop karena kecapekan," jelas Hari saat dikonfirmasi, Jumat (16/7/2021).
Hari menambahkan bahwa aksi tersebut dilakukan relawan kesehatan desa setempat saat menunggu kedatangan jenazah pasien Covid-19. Pemakaman itu hanya dihadiri oleh petugas, relawan dan tokoh masyarakat.
"Keluarga almarhum tidak ada yang di lokasi saat itu. Sebab keluarga almarhum masih melakukan isolasi mandiri (isoman)," ungkapnya.
Hari membeberkan bila sanksi yang diberikan kepada beberapa relwan desa itu adalah sanksi sosial, seperti membersihkan lingkungan. Selain itu mereka harus meminta maaf kepada keluarga almarhum.
"Mereka sudah minta maaf dan tidak akan mengulangi hal tersebut. Keluarga almarhum juga memaafkan. Sebab peristiwa itu terjadi saat jenazah masih dalam perjalan," tegasnya.
Hari menambahkan, setiap desa di wilayahnya terbentuk tim relawan pemakaman untuk membantu nakes memakamankan jenazah korban Covid-19. Kata dia, tanpa bantuan relawan desa itu, personel nakes tidak akan mampu untuk melaksanakan tugas pemakaman.
"Mereka (yang berjoget) adalah ujung tombak kami dan mereka juga tidak dibayar sama sekali dalam memakamkan korban Covid-19. Jadi mohon maklum," tandasnya.
Sementara Kojak Suprianto, salah satu tokoh pemuda Desa Bayeman menyebut bila warga setempat yang menggali kubur merasa lucu dengan berpakaian hazmat tersebut.
"Sebenarnya boleh guyonan, tapi tempatnya sangat tidak pas. Warga dan keluarga almarhum sudah memaafkan dan memaklumi. Penggali makam itu kan warga desa, mereka pakai APD ketika menggali itu merasa lucu," beber Kojak.