Rumah sakit banyak yang sudah melakukan upaya memperpanjang usia stok oksigen, dengan triase bencana, mengurangi suplai kepada pasien secara merata dan lain sebagainya. Namun kasus yang begitu tinggi mengakibatkan hal-hal yang dilakukan oleh Rumah Sakit tersebut masih belum memadai.
Di sisi lain, obat-obatan untuk penanganan covid-19 sudah mulai terbatas, baik di pasaran maupun di rumah sakit. "Bilamana hal-hal tidak diintervensi secara adekuat, maka Layanan Kesehatan di Indonesia akan kolaps,” jelas dokter Aldila.
Melihat situasi demikian, dokter Aldila merekomendasikan kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah taktis agar situasi bisa segera dikendalikan. Terkait dengan keterbatasan Oksigen, MCC berharap segera dilakukan identifikasi proyeksi kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid-19 secara nasional, khususnya Jawa dan Bali.
Kemudian, lanjut dia, perlu identifikasi juga kemampuan produksi dan distribusi penyedia gas medis oksigen di Indonesia khususnya Jawa & Bali. "Dan juga kapasitas maksimumnya, agar kemudian bila tidak bisa memenuhi dengan kapasitas maksimal yang bisa mereka lakukan pemerintah harus mencari jalan keluar lain seperti bantuan luar negeri, import dan lain sebagainya," terangnya.
MCCC juga berharap pemerintah menjamin kepada perusahaan penyedia oksigen untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi serta menjaga stabilitas harga. Dilakukan juga pemantauan secara ketat proses produksi dan distribusi oksigen oleh perusahaan penyedia oksigen.
"Bisa menjadikan tempat produksi/pengisian oksigen dan rumah sakit sebagai objek vital negara. Dimana dilakukan pengawalan kepolisian di tempat produksi, rumah sakit dan kendaraan distribusi oksigen diperlukan khususnya untuk suplai oksigen bagi rumah sakit dengan keadaan kritis/kehabisan oksigen," paparnya.