Senin 12 Jul 2021 08:44 WIB

Pemkot Bogor Petakan Stok Oksigen untuk RS

Stasiun pengisian oksigen di Bogor kekurangan pasokan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ani Nursalikah
Pemkot Bogor Petakan Stok Oksigen untuk RS. Pekerja menurunkan tabung oksigen medis untuk pasokan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (29/6/2021). Kementerian Perindustrian menyebutkan produksi dan distribusi gas oksigen diprioritaskan untuk kebutuhan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dalam menangani lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia dengan rasio penggunaan oksigen menjadi 60:40 antara kebutuhan medis dan kebutuhan industri.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Pemkot Bogor Petakan Stok Oksigen untuk RS. Pekerja menurunkan tabung oksigen medis untuk pasokan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (29/6/2021). Kementerian Perindustrian menyebutkan produksi dan distribusi gas oksigen diprioritaskan untuk kebutuhan rumah sakit dan fasilitas kesehatan dalam menangani lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia dengan rasio penggunaan oksigen menjadi 60:40 antara kebutuhan medis dan kebutuhan industri.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan pengecekan ketersediaan tabung oksigen medis dan liquid oxygen tank di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor. Pengecekan tersebut dilakukan untuk memetakan kebutuhan oksigen medis bagi pasien penderita Covid-19. 

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan ketersediaan pasokan oksigen bisa dikatakan aman jika Kota Bogor mendapat pasokan oksigen 30 ton di enam stasiun pengisian per hari. 

Baca Juga

Hal itu disampaikan setelah mendatangi tempat penyimpanan tabung oksigen medis di rumah sakit Ummi Bogor. Dia juga mengecek Liquid Oxygen Tank di rumah sakit PMI, RS Medika Dramaga, dan RS Mulia.

“Tadi saya rapat di Balai Kota memetakan stok oksigen. Sebagian besar rumah sakit di Kota Bogor memang kondisinya sama, krisis ketersediaan oksigen karena enam stasiun pengisian di kabupaten (Bogor) yang biasa memasok itu kurang pasokan,” kata Bima Arya, Ahad (11/7).

Bima Arya mengaku telah berkomunikasi secara intensif dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Bima Arya menuturkan Luhut mengaku akan membantu memasok kebutuhan oksigen medis ke Kota Bogor.

“Saya sudah komunikasi dengan Pak Luhut. Beliau berjanji akan membantu, tadi malam ditambah di dua stasiun pengisian di Cileungsi dan Citeureup. Tapi masih kurang, saya minta untuk Kota Bogor paling tidak per hari untuk satu stasiun pengisian diberi lima ton. Kalau lima ton diberi rutin di enam stasiun pengisian, maka Insya Allah akan mencukupi,” kata Bima Arya.

Dia menjelaskan skema yang dirancang untuk menanggulangi kekurangan oksigen medis dengan terus mengecek dan berkomunikasi dengan rumah sakit mengenai kebutuhannya. Sehingga jika terjadi keadaan darurat bisa diantisipasi bersama-sama.

Sejauh ini, Bima Arya menyebut, rumah sakit yang memiliki liquid oxygen tank hanya mampu bertahan satu hingga dua hari, seperti yang sempat terjadi di RS Mulia.

“Ya rumah sakit yang pasokannya besar ini bisa bertahan sehari hingga dua hari ke depan. Seperti di rumah sakit Mulia ini sempat kritis kondisinya, kalau tidak datang pagi-pagi bisa habis. Seperti itu polanya, jadi perlu diperbesar memang pasokan di Kota Bogor ini secara keseluruhan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement