REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah berharap ada langkah prioritas dari pemerintah, terutama dalam menjaga keselamatan tenaga kesehatan (nakes) dan pengadaan suplai oksigen di masyarakat. Hal ini menjadi perhatian Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang juga ikut bersama pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 di masyarakat dan fasilitas kesehatan milik Muhammadiyah.
Wakil Ketua MCCC, dr. Aldila mengungkapkan rasa bela sungkawa atas wafatnya sejumlah nakes dan relawan yang gugur dalam penanganan Covid-19. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Indonesia, sampai tanggal 8 Juli lalu ada 458 orang dokter meninggal, khusus bulan Juli sudah 35 orang. "Ini baru dokter, belum nakes lainnya," kata dia dalam konferensi pers, Senin (12/7).
Lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kematian turut menjadi sorotan MCCC. “Tanggal 8 Juli lalu jumlah kasus terkonfirmasi mencapai rekor tertinggi yaitu 38.391 dan kemarin, 11 Juli 2021, angka kematian mencapai 1007 kasus,” ungkapnya.
Penambahan kasus tersebut adalah pasien yang dideteksi melalui PCR, di sisi lain masih banyak lagi pasien-pasien yang isoman dan atau di luar RS yang menderita Covid-19 berdasarkan kondisi klinis dan rapid antigen.
“Semakin tingginya angka kematian menggambarkan bahwa pasien-pasien dengan kondisi sedang-berat juga tinggi, konsekuensinya kebutuhan oksigen semakin meningkat dengan sangat pesat,” imbuhnya.
Saat ini, papar dia, situasi yang harus menjadi perhatian khusus adalah keterbatasan oksigen dan komoditas kesehatan lainnya. Banyak rumah sakit saat ini mengeluhkan pasokan oksigen yang suplainya tidak pasti.
“Rumah sakit-rumah sakit sudah berkoordinasi dengan para rekanan suplyer oksigen dan dinas kesehatan setempat, bahkan banyak rumah sakit saat ini mengisikan tabung oksigennya sendiri ke tempat refill/pengisian ulang tabung Oksigen,” ujarnya.