REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyampaikan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat baru saja ditetapkan di Pulau Jawa dan Bali hingga menjelang akhir Juli 2021. Sehingga sejumlah kegiatan ditiadakan, hal ini dilakukan demi menahan laju penyebaran Covid-19 yang mematikan.
ACT mengatakan, berbagai hambatan timbul pasca pemberlakukan kebijakan ini. Sebanyak 70 persen-80 persen pelaku UMKM yang mencoba bangkit, diperkirakan akan kembali merosot lagi. Kebijakan ini juga berpotensi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan jumlah pengangguran.
Padahal, tiga provinsi yang menerapkan PPKM Darurat masih memiliki tingkat pengangguran terbuka (TPT) di atas rata-rata nasional. Yaitu sebesar 6,26 persen. Banten memiliki TPT sebesar 9,01 persen, TPT di Jawa Barat 8,92 peren, dan TPT di Jakarta 8,51 persen pada Februari 2021.
Presiden ACT, Ibnu Khajar, mengatakan, merepons kondisi ini ACT meluncurkan kembali program operasi pangan gratis yang ditujukan untuk masyarakat yang tengah kesulitan di masa PPKM Darurat. Program ini siap mendukung kebutuhan pangan masyarakat di tengah pembatasan aktivitas yang begitu ketat.
“Dengan membawa spirit Indonesia darurat solidaritas, kita merasa pembatasan ini tidak boleh mengurangi solidaritas. Budaya gotong royong, kebersamaan harus kita ciptakan. Kita harus saling membantu,” kata Ibnu melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (8/7).
Ia mengatakan, dalam operasi pangan gratis ini, ACT telah menyiapkan 1.000 ton beras wakaf, dan 100 ribu karton air minum wakaf yang merupakan produk pengelolaan dana wakaf Global Wakaf-ACT. Serta 1.000 hewan qurban dari Global Qurban-ACT.
"Kami berharap dengan cara inilah kemudian bangsa Indonesia mampu bangkit lebih cepat. Ini merupakan bantuan awal, jika PPKM Darurat benar diterapkan secara nasional, bantuan yang kita hadirkan akan lebih besar lagi,” ujar Ibnu.
Ibnu mengatakan, program operasi pangan gratis disambut baik berbagai pihak yang hadir. Di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, MUI mengajak masyarakat bisa terlibat dalam gerakan kedermawanan ini.
"Walau terpisah oleh jarak tapi hati, pikiran, dan kepedulian harus dekat. Dan inilah sebagai perwujudan bahwa kita dekat dengan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikianlah rezeki kita akan dipermudah," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PGI, Jacky Manuputty, berharap, gerakan baik ini mampu menjadi salah satu hal yang memantik kepedulian masyarakat secara luas.
"Kita punya karakter guyub dan solidaritas sebagai bangsa yang luar biasa. Dan ini bisa menjadi contoh yang sangat manis bagi negeri ini dan bangsa-bangsa. Terima kasih sekali lagi dan semoga Allah memberkati hati dan kemurahan yang kita bagi,” jelasnya.