Kamis 08 Jul 2021 20:48 WIB

Ombudsman Jakarta Minta Kemenkes Turunkan Tarif Tes Antigen

Tarif swab antigen diharapkan dapat diakses masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Mas Alamil Huda
Warga melakukan pemeriksaan swab antigen di klinik dan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan deteksi COVID-19 di kawasan Warung Buncit, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Di tengah kasus COVID-19 yang terus meningkat, sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di kawasan itu mulai marak menawarkan layanan swab antigen dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp74 ribu hingga Rp89 ribu.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Warga melakukan pemeriksaan swab antigen di klinik dan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan deteksi COVID-19 di kawasan Warung Buncit, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Di tengah kasus COVID-19 yang terus meningkat, sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di kawasan itu mulai marak menawarkan layanan swab antigen dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp74 ribu hingga Rp89 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya, Teguh Nugroho, meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat menurunkan tarif pemeriksaan swab antigen bagi masyarakat. Harga tes antigen yang lebih terjangkau akan memudahkan masyarakat untuk melakukan tes secara mandiri.

"Banyak masyarakat di wilayah Jakarta Raya yang tidak ter-tracing setelah melakukan kontak erat dan juga tidak melakukan swab mandiri karena tingginya harga swab antigen di tengah ekonomi yang terus merosot," kata Teguh dalam keterangan tertulis resminya, Kamis (8/7).

Teguh meminta agar tarif swab antigen dapat diakses oleh masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Idealnya, kata dia, swab antigen dapat dilakukan di fasilitas kesehatan (faskes) pratama BPJS Kesehatan setelah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19.

"Dengan prosedur yang lebih sederhana tanpa harus menunggu jadwal di puskesmas atau rumah sakit rujukan. Cukup rekomendasi puskesmas sebagai syarat administrasi dan masyarakat sudah bisa tes swab antigen di semua faskes pratama BPJS," jelas dia.

Sementara itu, sambung dia, untuk masyarakat yang ingin melakukan deteksi dini tanpa melalui fasilitas negara, pemerintah dapat menurunkan harga alat deteksi tersebut.

"Jika hal ini juga dilakukan secara bussines as usual, dikhawatirkan penurunan angka suspect tidak dengan mudah terjadi karena potensi penyebaran Covid-19 menjadi lebih besar akibat keterlambatan proses deteksi," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement