Kamis 08 Jul 2021 14:41 WIB

Anies Tunggu Keputusan Pusat Soal Skenario Hadapi Covid-19

Pemprov DKI akan segera menggelar rapat koordinasi dengan Luhut untuk membahasnya.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Foto: dok. Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, pihaknya masih menunggu persetujuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengenai rencana enam skenario dalam menghadapi 100 ribu kasus aktif Covid-19. Menurut Anies, Pemprov DKI akan segera menggelar rapat koordinasi dengan Luhut untuk membahas hal tersebut. 

"Nanti kami ada rakor khusus tentang peningkatan rumah sakit, dan apa yang kami paparkan pekan lalu (tentang enam skenario) nanti akan diputuskan bersama-sama dalam rakor itu," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis (8/7).

Adapun salah satu skenario tersebut adalah menyiapkan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat (RSD) Covid-19. Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengusulkan agar pengelolaan RSD itu diserahkan kepada TNI-Polri.

Meski demikian, Anies enggan menanggapi hal tersebut. "Rasanya tidak bijak untuk menyampaikan sebelum diputuskan nanti. Rapat dulu, lalu diputuskan setelah itu nanti kami sampaikan hasilnya," jelas dia.

Seperti diketahui, Anies mempersiapkan enam langkah yang akan dilakukan jika kasus aktif Covid-19 di Jakarta tembus 100 ribu. Sebab, jika hal itu terjadi, maka akan ada 40 ribu orang butuh perawatan.

Berikut enam langkah Anies sebagaimana disampaikannya dalam rapat darurat yang dihadiri ribuan pegawai Pemprov DKI Jakarta secara daring, Jumat (2/7):

1. Rumah sakit kelas A dikhususkan sepenuhnya untuk ruang ICU pasien Covid-19.

2. Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang-berat.

3. Rumah susun (rusun) diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan. Anies mengatakan, tempat isolasi terkendali yang sudah digunakan adalah Rusun Nagrak, Ragunan, dan TMII. Ketiga tempat itu berkapasitas 3.060 pasien dan kini sudah terisi 1.863 pasien. "Di luar tiga lokasi tersebut, sedang disiapkan 28 lokasi baru, termasuk Rusun Pasar Rumput. Total tambahannya 6.534 tempat tidur isolasi," kata Anies.

Pihaknya kini juga sedang mengkaji penggunaan Rusun Daan Mogot dan Pulogebang sebagai tempat isolasi terkendali. Bila digunakan, kedua rusun itu diperkirakan bisa menampung 3.000 pasien.

4. Mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis. Pengelolaannya diusulkan dalam satu manajemen dengan RSDC Wisma Atlet. "JI-Expo Kemayoran nanti akan dipakai. Bisa menampung 24.000 orang di situ," ucap Anies.

5. Memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi. Termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta.

6. Memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan, dan obat-obatan.

Anies menerangkan, potensi lonjakan kasus aktif sampai 100 ribu mengacu pada pola kenaikan sejak awal Juni alias sejak gelombang kedua Covid-19 mulai terjadi. Di mana kasus aktif selalu naik dua kali lipat setiap delapan hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement