Sabtu 03 Jul 2021 07:16 WIB

Pemprov Jatim Tingkatkan Kapasitas Tempat Tidur RS Rujukan

Pemprov dan Satgas Covid-19 Jatim terus berupaya tingkatan tempat tidur.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur terus bertambah. Pada Jumat (2/7) ada sebanyak 1.388 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jatim. Seiring lonjakan yang terjadi, Pemprov Jatim pun berupaya meningkatkan tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.

Salah satunya di Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga (Unair), dimana Pemprov Jatim menambah sekitar 30an tempat tidur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, pihaknya bersama Satgas Covid-19 Jatim terus berkoordinasi terkait upaya peningkatan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19.

"Kami terus berupaya menambah bed di rumah sakit-rumah sakit yang memang tingkat keterisiannya sudah tinggi. Seperti di RS Bangkalan sebanyak 30 bed, RS Lapangan Indrapura kami menambahkan sebanyak 50 bed, dan kita tambah 30 bed di RS Khusus Infeksi Unair," kata Khofifah, Jumat (2/7).

Khofifah mengaku, pihaknya akan terus berupaya agar setiap rumah sakit bisa tetap memiliki ketersediaan tempat tidur untuk melayani pasien Covid-19, utamanya dengan gejala sedang hingga berat. Adapun untuk pasien Covid-19 tanpa gejala dan dengan gejala ringan diupayakan untuk mendapatkan layanan di pusat-pusat karantina dan juga pusat isolasi yang disediakan pemerintah.

Khofifah melanjutkan, pengiriman bantuan 30 bed ke RS Khusus Infeksi Universitas Airlangga juga berdasarkan surat pengajuan dari rumah sakit tersebut yang dikirimkan pada 1 Juli 2021. Dimana saat itu Rumah Sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga sempat mengalami lonjakan pasien Covid-19.

Khofifah menegaskan, tingkat keterisian tempat tidur di RS rujukan covid-19 menjadi perhatian utama Pemprov Jatim. Dia mengaku, telah berulang kali melakukan koordinasi secara virtual dengan bupati/ walikota untuk memastikan agar penambahan bed segera dilakukan bagi RS yang tingkat keterisiannya sudah di atas 60 persen. 

Apalagi untuk daerah-daerah yang tingkat keterisian tempat tidurnya telah mencapai 90 persen, mereka harus segera menambah bed agar tidak sampai terjadi antrean panjang pasien Covid-19. "Kami secara internal sudah memiliki sistem navigasi, yaitu yang status BOR-nya di bawah 60 persen, kemudian antara 60-80 persen, dan di atas 80 persen. Kalau sudah di atas 80 persen maka sudah masuk status merah," ujar Khofifah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement