Rabu 30 Jun 2021 17:09 WIB

Pengusaha di DKI Resah dan Pasrah Soal Rencana PPKM Darurat

Pembatasan super ketat dikhawatirkan akan membuat ekonomi Jakarta stagnan. 

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengaku adanya rencana soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat pengusaha resah, pasrah dan gelisah. Menurut dia, kebijakan itu sangat berat bagi pelaku usaha. (Foto ilustrasi pusat perbelanjaan)
Foto: Antara/Galih Pradipta
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengaku adanya rencana soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat pengusaha resah, pasrah dan gelisah. Menurut dia, kebijakan itu sangat berat bagi pelaku usaha. (Foto ilustrasi pusat perbelanjaan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengaku adanya rencana soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat pengusaha resah, pasrah dan gelisah. Menurut dia, kebijakan itu sangat berat bagi pelaku usaha. 

Sebab, pembatasan jam operasional dan jumlah pengunjung akan jauh menurunkan omzet, profit dan akhirnya membuat arus kas (cash flow) semakin terjepit. "Pengusaha saat ini pada posisi 3 AH yaitu ResAH, PasrAh, GelisAH. Namun kita harus mendukung kebijakan ini sekalipun teramat berat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan pengendalian penularan Covid-19," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (30/6).

Baca Juga

Sarman yang juga wakil ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta mengatakan PPKM Darurat dengan pembatasan yang super ketat dikhawatirkan akan membuat ekonomi Jakarta stagnan. Kebijakan itu akan berpotensi semakin memperpanjang masa resesi ekonomi karena pertumbuhan ekonomi Jakarta kuartal I-2021 yang masih terkontraksi -1,65 persen akan berpotensi tetap di zona negatif pada kuartal II-2021.

"Ini akan berdampak terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2021 yang dipatok 7 persen, karena PDB DKI Jakarta memberikan kontribusi 17,17 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Jika ekonomi Jakarta masih minus di kuartal II-2021 maka agak sulit rasanya kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi nasional di angka 7 persen," katanya.

Kendati demikian, lanjut Sarman, dunia usaha sangat berharap agar efektivitas kebijakan PPKM Darurat benar-benar nyata. PPKM Darurat diharapkan benar-benar mampu menekan laju penularan Covid-19 ke level yang paling rendah.

"Ketegasan pemerintah dipertaruhkan selama pemberlakuan PPKM darurat, no kompromi, tindak tegas para pelanggar PPKM darurat ini. Dunia usaha butuh jaminan dan kepastian untuk kita cepat keluar dari krisis ini, bangkit kembali membangun ekonomi segera keluar dari zona resesi," katanya.

Pemerintah masih menggodok skema final PPKM Darurat yang akan diberlakukan untuk bisa menekan laju penularan Covid-19. Presiden Jokowi mengemukakan kemungkinan PPKM darurat dilaksanakan selama satu pekan atau dua pekan di wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Pemerintah akan mempertimbangkan secara matang penerapan kebijakan PPKM darurat berdasarkan data-data terkini kasus penularan COVID-19. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Koordinator PPKM Darurat untuk wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Meski belum secara resmi diumumkan pemerintah, sejumlah sektor seperti supermarket, mal dan sektor-sektor esensial lainnya akan tetap beroperasi dengan jam operasional yang dipersingkat dan protokol kesehatan yang ketat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement