REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen, Mathius Fakhiri, mengakui gangguan keamanan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak bulan Januari hingga Juni 2021 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat ada 23 orang meninggal akibat serangan KKB dalam enam bulan terakhir.
"Memang benar terjadi peningkatan kasus akibat gangguan KKB, yakni tercatat 33 kasus yang terjadi lima kabupaten," ujar Kapolda.
Lima kabupaten yang terjadi gangguan yang dilakukan yakni Kabupaten Puncak 17 kasus, Kabupaten Intan Jaya sembilan kasus, Mimika, Yahukimo dan Pegunungan Bintang masing-masing dua kasus, kata Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Selasa. Dikatakan, gangguan keamanan yang dilakukan KKB terbanyak kasus penembakan hingga mengakibatkan 23 orang meninggal, termasuk 10 anggota TNI-Polri dan sembilan warga sipil.
"Sedangkan KKB yang tewas tercatat empat orang," ujar Irjen Pol Fakhiri.
Fakhiri mengaku pihaknya memprediksi terjadi kenaikan dan menjadi ancaman terhadap warga sipil sehingga pihaknya berharap mereka tetap waspada. KKB juga melakukan penembakan terhadap Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Dany di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Ketika ditanya tentang kasus penyalahgunaan senjata api, Kapolda Papua mengaku tercatat 10 kasus, lima kasus di antaranya terjadi di Polres Jayapura, sedangkan lainnya terjadi di Kabupaten Merauke, Nabire, Boven Digul dan Kabupaten Puncak Jaya.