Selasa 29 Jun 2021 00:52 WIB

Kontras Minta Polri Usut Tuntas Peretasan Fungsionaris BEM

Kontras menilai peretasan terhadap fungsionaris BEM UI sebagai bentuk teror digital.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Salah satu meme buatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kepada Presiden Jokowi.
Foto: Dok BEM UI
Salah satu meme buatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kepada Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai peretasan terhadap fungsionaris BEM UI merupakan salah satu bentuk teror digital yang bertujuan untuk memberikan rasa takut. Hal tersebut viralnya unggahan BEM UI berisi kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Koordinator Kontras, Fathia Maulidiyanti, menyebutkan, praktik ini bukan kali pertama, rentetan kasus peretasan seringkali terjadi khususnya bagi pihak-pihak yang lantang menyeimbangkan diskursus pemerintah. Beberapa kasus d antaranya misalnya peretasan yang dilakukan kepada panitia yang menyelenggarakan diskusi Papua dan diskusi terkait impeachment Presiden.

Baca Juga

"Kami melihat dari beberapa praktik peretasan dan serangan digital yang pernah terjadi, pelaku tidak pernah diungkap secara jelas," ungkap dia dalam siaran pers, Senin (28/6).

Praktik pembiaran, kata Fathia, dilakukan oleh negara secara terus menerus, hingga menimbulkan hal yang berulang. Padahal, praktik teror digital ini merupakan pelangaran serius terhadap kebebasan berpendapat, sebab menimbulkan efek ketakutan.

"Kami mendesak pihak kepolisian agar mengusut tuntas praktik peretasan ini demi mencegah terjadinya praktik-praktik serupa di masa mendatang," kata dia.

Akun media sosial pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia diretas setelah mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). BEM memuat meme bergambar Jokowi yang dijuluki sebagai King of Lip Service, yang viral di media sosial.

Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra lewat akun Twitter, @Leon_Alvinda mengumumkan peretasan itu. "Pada tanggal 27 dan 28 Juni 2021, telah terjadi peretasan akun media sosial kepada beberapa pengurus BEM UI 2021, di antaranya sebagai berikut pukul 00.56 akun WhatsApp Tiara Sahfina (Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI 2021) tidak dapat diakses," kata Leon dikutip Republika, Senin (28/6).

Dia menyebut, tertulis bahwa akun tersebut telah keluar dari telepon genggam Tiara. Hingga saat ini, menurut Leon, akun WhatsApp Tiara belum dapat diakses kembali.

"Pukul 07.11 WIB akun WhatsApp Yogie (Wakil Ketua BEM UI) tidak bisa diakses dan muncul notifikasi akun tersebut sudah digunakan di HP lain. Pukul 07.20 WIB akun tersebut sudah bisa digunakan lagi," ujarnya.

Leon melanjutkan, terdapat usaha login dari pihak tidak dikenal kepada akun Telegram Koordinator Bidan Sosial Lingkungan BEM UI, Naifah Uzlah, pada pukul 02.15 WIB. Pada pukul 21.45 WIB, sambung dia, akun Instagram Syahrul Badri (Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI) mengalami restriction.

"Setelah mengunggah beberapa unggahan di Instastory menyangkut surat pemanggilan fungsionaris BEM UI oleh pihak UI. Akun masih ada, namun sampai saat ini pemilik akun belum bisa menggunakan akun tersebut seperti biasa," ucap Leon.

Dia pun mengkritik pihak-pihak yang mencoba meretas akun media sosial milik pengurus BEM UI. "Dengan ini kami mengecam keras segala bentuk serangan digital yang dilakukan kepada beberapa pengurus BEM UI 2021," kata mahasiswa Fakultas Ekonomi UI tersebut.

Dalam kritiknya di akun resmi BEM UI, salah satu meme yang menarik perhatian adalah ucapan legendaris Jokowi. BEM UI memuat foto Jokow dengan ketupan 'Yo nda tau kok tanya saya?. BEM UI pun meminta Jokowi berhenti terus membual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement