Kamis 24 Jun 2021 18:46 WIB

Belajar Menurunkan Lonjakan Covid-19 dari Kasus India

Dari masa puncak India membutuhkan sekitar sebulan lamanya untuk menurunkan kasus.

Petugas menjaga portal di salah satu kawasan zona merah Covid-19 di Jagakarsa, Jakarta, Kamis (24/6). Tercatat sebanyak 44 warga di Jalan Pepaya V, RT 03 RW 05, Jagakarsa, positif terpapar Covid-19, sehingga harus dilakukan mini lockdown.  Indonesia pada Kamis (24/6) mengalami rekor kasus penambahan Covid-19 tertinggi sepanjang pandemi.
Foto:

Salah satu upaya menghindari lebih banyak kasus Covid-19 adalah melalui vaksinasi. Kementerian Kesehatan memaparkan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat melindungi individu hingga 95 persen dari keparahan penyakit.

"Sekitar 95 persen vaksin melindungi keparahan penyakit dan 99 persen melindungi dari kematian, vaksin merupakan pencegahan dan setiap vaksin dibuat untuk penyakit yang dicegah atau mengurangi risikonya terhadap penyakit berat hingga yang menyebabkan kematian," kata Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, di Padang, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu pada webinar dengan tema Vaksinasi Covid-19, Lindungi Diri dan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 digelar oleh PT Semen Padang. Menurut dia, vaksin sudah teruji bahkan dunia, bisa membebaskan diri dari cacar lewat vaksinasi.

"Dengan kekebalan kelompok, maka kelompok masyarakat yang bukan sasaran vaksin seperti bayi dan ibu baru melahirkan dan mereka yang memiliki kontraindikasi akan terlindungi," kata dia.

Ia memaparkan, di Indonesia ada dua tahap vaksinasi Covid-19. Untuk tahap pertama dari Januari hingga Juni, diawali petugas kesehatan dengan target 1,3 juta orang yang tersebar di 34 provinsi, lansia dengan target 21,5 juta orang dan petugas publik 17,4 juta orang. "Sedangkan tahapan kedua mulai Juli sampai Desember 2021, dilakukan kepada 141,2 juta orang dengan sasaran masyarakat rentan berisiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya melalui pendekatan klaster," ujarnya.

Ia menyampaikan vaksinasi, penting dilakukan karena setiap orang yang mendapatkan vaksinasi akan membentuk sistem imun adaptif berupa sel memori dan antibodi sebelum terinfeksi virus sebenarnya, karena sistem adaptif ini sudah siap sedia untuk bekerja lebih cepat. Sehingga virus dengan cepat pula dinetralisasi.

Terkait pandemi, Siti menyampaikan, pemerintah telah berupaya melakukan berbagai strategi untuk mengakhiri dimulai dari mempercepat keluarnya hasil swab kurang dari 24 jam sejak spesimen diterima melalui strategi meningkatkan akses, kapasitas, dan efisiensi laboratorium PCR. Kemudian melakukan surveilans genomik untuk memantau adanya strain SARS-COV2 baru, serta mendorong penggunaan rapid Diagnostic Antigen dalam tes Covid-19.

Lalu melacak seluruh orang yang kontak erat, suspek dan kasus konfirmasi 15-30 kontak erat per kasus konfirmasi dalam waktu kurang dari 72 jam. "Kami melacaknya melalui strategi tracing dari pintu ke pintu dengan cara menggerakkan hingga 81.000 tracers untuk melacak kontak erat dan juga melakukan pemantauan karantina selama 14 hari," katanya.

photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement