Selasa 22 Jun 2021 20:12 WIB

Satgas Ingatkan RS Lakukan Konversi Tempat Tidur

Pemda diminta melakukan evaluasi menyeluruh terkait kebijakan pengendalian Covid.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan, rumah sakit di daerah dengan lonjakan kasus tinggi agar melakukan konversi tempat tidur, dari yang sebelumnya untuk perawatan reguler menjadi ruang perawatan pasien Covid-19. Langkah ini sebagai tindak lanjut dari tingginya kebutuhan ruang perawatan bagi pasien Covid-19. 

"Atau menyediakan fasilitas isolasi terpusat di masing-masing wilayah agar beban dapat terbagi dan rumah sakit tidak kewalahan menangani pasien," kata juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. 

Baca Juga

Satgas juga meminta pemerintah daerah meningkatkan kualitas layanan pasien Covid-19 di fasilitas rujukan. Wiku mengutip rekomendasi dari lima organisasi profesi kedokteran yang menyebutkan, pasien yang sudah mengalami perbaikan gejala bisa segera dirujuk untuk isolasi mandiri di rumah. "Agar kapasitas rumah sakit menjadi lebih besar dan mampu menampung pasien dengan gejala sedang berat lain," kata Wiku.

Satgas juga meminta pemerintah daerah melakukan evaluasi menyeluruh terkait kebijakan pengendalian Covid-19. Pemda, ujarnya, diminta memastikan seluruh ketentuan yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 2021 tentang pengetatan PPKM Mikro. 

"Sesuaikan aturan terkait kapasitas kantor, pusat perbelanjaan, restoran dan tempat makan, tempat wisata, serta fasilitas umum lainnya yang berpotensi jadi titik penularan Covid-19," ujar Wiku.

Wiku menyoroti beberapa provinsi dengan kasus aktif tertinggi. Enam provinsi dengan jumlah kasus aktif tertinggi, antara lain Jawa Barat dengan 29.784 kasus aktif, DKI Jakarta dengan 11.411 kasus, Jawa Tengah dengan 10.050 kasus, Papua dengan 8.799 kasus, Riau dengan 6.291 kasus, dan Kepulauan Riau dengan 3.431 kasus. 

Selain itu, enam provinsi juga tercatat memiliki gap paling besar antara jumlah kasus positif dengan angka sembuh. Keenamnya adalah DKI Jakarta yang mencatatkan selisih 13.032 kasus, Jawa Tengah selisih 7.171 kasus, Jawa Barat selisih 6.670 kasus, Jawa Timur selisih 2.239 kasus, DI Yogyakarta selisih 2.131 kasus, dan Banten selisih 878 kasus.

Sebagai informasi, lonjakan kasus Covid-19 harian masih berlanjut. Pada Selasa (22/6) ini, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan 13.668 kasus baru. Angka ini lebih rendah dari rekor yang sempat terjadi Senin (21/6) kemarin, dengan 14.536 kasus. Kendati begitu, tren kenaikan kasus masih jelas terlihat pada grafik yang dirilis satgas. 

Positivity rate Covid-19 harian juga mencatatkan angka yang tinggi, yakni 51,62 persen (khusus untuk PCR saja dan tes cepat molekular). Artinya, setiap satu dari dua orang yang dites PCR dalam 24 jam terakhir, positif Covid-19. 

Catatan merah lainnya, angka kematian juga terus meningkat. Pada hari ini dilaporkan ada 335 orang yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Tercatat sejak 13 Mei 2021 lalu, tidak pernah lagi dilaporkan angka kematian harian di bawah 100 orang. 

Kabar baiknya, tingkat kesembuhan juga terus menanjak. Pada hari ini dilaporkan ada 8.375 pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Semakin tingginya angka kesembuhan sebenarnya masih akal, karena kasus positif harian juga tinggi. 

Dari penambahan kasus hari ini, Jawa Barat menyumbang angka tertinggi yakni 3.432 orang. Posisi kedua ditempati DKI Jakarta dengan 3.221 kasus. Menyusul kemudian, Jawa Tengah dengan 2.439 kasus, Jawa Timur dengan 746 kasus, dan DI Yogyakarta dengan 675 kasus baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement