Selasa 22 Jun 2021 17:29 WIB

Pemkab Kediri Isolasi Ketat Warga Baru Pulang dari Bangkalan

Tujuh warga Kediri positif Covid-19 usai pulang dari kegiatan di Madura.

Seorang ibu menutup mata saat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di kawasan monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Kamis (10/6/2021). Pemberian vaksin massal untuk masyarakat umum di atas umur 18 tahun tersebut guna mendongkrak serapan vaksinasi COVID-19.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Seorang ibu menutup mata saat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di kawasan monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Kamis (10/6/2021). Pemberian vaksin massal untuk masyarakat umum di atas umur 18 tahun tersebut guna mendongkrak serapan vaksinasi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI  -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, melakukan isolasi ketat pada tujuh warga yang baru pulang kegiatan di Bangkalan, Madura. Ini karena dari hasil pemeriksaan mereka positif Covid-19.

"Klaster Bangkalan sudah pasti. Saya sampaikan sudah masuk Kabupaten Kediri, tapi untuk varian Delta, apakah benar, sedang kami cek," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, setelah rapat koordinasi di Pendopo Panjalu Jayati Kabupaten Kediri, Selasa.

Baca Juga

Ia mengatakan, ada tujuh warga di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, yang dinyatakan positif Covid-19 setelah mereka ada kegiatan di Bangkalan. Saat ini, warga itu masih dirawat oleh petugas medis dan terus dipantau perkembangannya. "Kondisi sedang isolasi di rumah sakit," kata dia.

Dalam rapat koordinasi yang dihadiri jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri, camat, kepala desa yang ikut secara virtual tersebut meminta agar seluruh camat, kepala desa di Kabupaten Kediri untuk kembali mengoptimalkan satuan tugas penanganan Covid-19 di tingkat desa. Kebijakan itu, katanya, salah satunya karena tingkat kasus Covid-19 yang sedang naik.

"Per detik ini, tingkat penggunaan bed di angka 78 persen. Jadi, dalam dua pekan lonjakan (kasus Covid-19) hampir 50 persen," ujar dia.

Ia mengatakan, untuk sementara yang dilakukan adalah menambah jumlah bed atau tempat tidur di rumah sakit. Namun, ia mengakui hal itu tidak bisa menyelesaikan masalah Covid-19, melainkan harus ada langkah lain guna mengantisipasi penyebaran virus.

Mas Bup, sapaan akrabnya, juga menambahkan kenaikan kasus itu diduga karena tingkat kesadaran masyarakat akan Covid-19 sudah mulai rendah. Warga banyak yang abai dengan protokol kesehatan.

Ia  juga meminta agar dilakukan mikro lockdown di daerah yang ditemukan kasus. Nantinya dari pihak desa bisa berkoordinasi dengan camat yang selanjutnya camat akan lapor ke bupati. Setelah itu, akan dievaluasi apakah dilakukan mikro lockdown atau tidak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement