REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Rencana pembangunan jalan layang atau flyover di beberapa titik di Kabupaten Tangerang, Banten terhambat pembebasan lahan yang sampai saat ini masih diproses oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.
"Itu sudah kita koordinasikan, mudah-mudahan bisa selesai pembebasan lahan dalam waktu dekat ini atau bulan Juli 2021 nanti," kata Kepala DBMSDA Kabupaten Tangerang, Selamet Budhi Mulyanto.
Ia menuturkan, pembangunan jembatan layang yang masing-masing akan dibangun sepanjang 600 meter dengan lebar 12 meter dengan setiap titiknya memerlukan anggaran Rp 175 miliar tersebut, terhambat dalam pembebasan lahan dari sisi kanan dan kirinya.
"Untuk pembebasan lahan sendiri bagi pembangunan flyover itu membutuhkan anggaran sebesar Rp 120 miliar, belum biaya kontruksinya sebesar Rp 90 miliar. Makanya kita butuh proses yang panjang," ujarnya.
Namun, kata dia, meski ada kendala pada pembebasan lahan tersebut, pihaknya akan segera menyelesaikannya dalam waktu dekat ini. Sehingga rancangan pembangunan jembatan layang di Kabupaten Tangerang bisa masuk dalam usulan perencanaan anggaran Kementerian PUPR.
"Dari Kementerian PUPR sudah meminta agar segera diselesaikan, supaya masuk dalam perencanaan anggaran pada tahun ini," tuturnya.
Ia mengharapkan penuntasan permasalahan pembebasan lahan ini bisa berjalan dengan lancar dan cepat. Meski demikian, pihaknya juga tidak akan memaksakan dengan kondisi keuangan daerah yang terbatas.
"Karena itu sudah direncanakan sebelumnya juga terkait beberapa pelebaran dan pembebasan lahan ini, tapi kondisi pandemi seperti ini keuangan daerah jadi terbatas," kata Selamet.
Sebelumnya, Pemkab Tangerang akan membangun empat jembatan layang atau flyover dan satu underpass di Bitung, Cikupa, Cisauk, Balaraja dan Bugel Tigaraksa Kabupaten Tangerang untuk mengatasi kemacetan.
Pembangunan proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2021, dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Tangerang.