Selasa 15 Jun 2021 10:29 WIB

15-8, Skor Terakhir Markis Kido di Lapangan Bulu Tangkis

Hidup dan mati Markis Kido seakan ada di lapangan bulu tangkis.

Pebulu tangkis Markis Kido, Senin (14/6), meninggal dunia akibat serangan jantung saat sedang bermain bulu tangkis.
Foto: EPA
Pebulu tangkis Markis Kido, Senin (14/6), meninggal dunia akibat serangan jantung saat sedang bermain bulu tangkis.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Uji Sukma Medianti, Fitriyanto, Antara

Pebulu tangkis Markis Kido berpulang dalam usia 36 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Kido meninggal sebagai seorang legenda bulu tangkis.

Baca Juga

Saat detik-detik ajal menjemputnya, Kido tengah bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang. Saat itu, Kido baru bermain setengah gim.

Skor sudah 15-8 saat Kido hendak berpindah lapangan. Lalu, tiba-tiba dia roboh ke depan. Rekannya, Chandra Wijaya, yang ada di dekat lapangan, langsung menolong.

"Pada gim kedua, pergantian pemain, dia terjatuh kemudian ditolong oleh rekannya. Salah satunya, Chandra Wijaya, yang juga mantan pemain," kata Kabid Humas PBSI, Broto Happy, kepada wartawan, Selasa (15/6).

Ketika itu, kata Broto, posisi Kido sudah pingsan tak sadarkan diri dan mengorok (mendengkur). "Dengan cepat, rekan-rekannya memberikan pertolongan," katanya menambahkan.

Chandra Wijaya, Broto menambahkan, barangkali juga sangat panik. Ia mendudukkan dan teman-teman lain membantu. Lalu, memompa jantungnya dan memberikan air.

Dalam hitungan menit, Kido lantas dilarikan ke Rumah Sakit Omni, Alam Sutera. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Kido dinyatakan berpulang pada Senin, 14 Juni 2021, sekitar pukul 18.30 WIB.

"Tentu, berpulangnya Kido membuat seluruh insan bulu tangkis di Indonesia dan juga seluruh pencinta bulu tangkis Indonesia ikut berduka," ujar dia.

Meski sudah gantung raket, Broto mengatakan, Kido masih tetap menjalankan hobinya bermain bulu tangkis. "Jadi, beliau memang masih bermain bulu tangkis setelah gantung raket itu. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda sakit apa pun. Di lokasi yang sama itu, Chandra Wijaya, dia masih sehat-sehat saja dan masih ketawa-tawa," kata Broto.

Rumah duka Markis Kido di Jalan Gemak, Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, sudah dipenuhi kerabat dan juga karangan bunga. Pantauan Republika, tampak karangan bunga dari Presiden Joko Widodo, Menteri Olahraga Zainudin Amali, Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna, dan lain-lain.

Kemarin ibunda Kido, Zul Asteria, mengatakan putranya seakan memang hidup dan mati di lapangan bulu tangkis. "Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat," ujar Zul dalam keterangan tertulis.

"Saya kira tadi hanya stroke karena dia kan punya darah tinggi, terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah. Saya berdoanya begitu, tapi ternyata Mas Kido diambil," katanya menambahkan.

photo
Suasana rumah duka pebulu tangkis Markis Kido, di Kota Bekasi, Selasa (15/6). - (Republika/Uji Sukma Medianti)

PBSI menyampaikan duka yang mendalam dan rasa kehilangan yang besar atas musibah ini. "Keluarga besar bulu tangkis Indonesia sangat berduka dengan berpulangnya Markis Kido, pahlawan bulu tangkis yang telah berkali-kali mengharumkan nama Merah Putih di panggung bulu tangkis dunia," ucap Agung Firman Sampurna, ketua umum PP PBSI.

"Meninggalnya Kido merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia bulu tangkis Indonesia yang tengah menghadapi Olimpiade Tokyo. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," ujar Agung menambahkan.

Markis Kido layak disebut legenda bulu tangkis dengan segala prestasi yang ia sudah torehkan untuk Merah-Putih. Oleh karenanya, PBSI berharap suri teladan pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu menjadi inspirasi para penerusnya.

"Dengan prestasi besar, seperti juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, medali emas Olimpiade Beijing 2008, dan emas Asian Games 2010 Guangzhou bersama Hendra Setiawan, nama Kido begitu harum di pentas dunia. Kami keluarga besar bulu tangkis Indonesia dan PBSI ikut berdukacita dan merasa kehilangan besar dengan berpulangnya Markis Kido," tutur Agung.

"Semoga suri teladan, semangat juang, prestasi besar, dan etos kerja yang telah ditunjukkan Markis Kido selama ini bisa menginspirasi para pemain-pemain bulu tangkis Indonesia untuk mengikuti jejak almarhum," ujarnya berpesan.

Pebulu tangkis nasional Hendra Setiawan melalui akun Instagram-nya juga turut menyampaikan dukacita atas meninggalnya Markis Kido. Ia mengenang capaian karier mereka saat masih aktif di timnas dalam kurun waktu 14 tahun.

"Ikut berdukacita yang sangat mendalam buat salah satu partner terbaik saya dalam suku maupun duka. Dia salah satu pemain yang luar biasa dan sangat bertalenta. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menjadi partner yang sangat baik buat saya dalam waktu menang ataupun kalah. Terima kasih sudah berpartner dari nol dan berjuang bersama selama 14 tahun. Terima kasih Kido & selamat jalan," Hendra menuliskan lewat akun Instagram-nya, Senin.

Saat memotori ganda putra Pelatnas PBSI Cipayung, Hendra/Kido pernah menduduki peringkat teratas sektor ganda putra dalam peringkat BWF. Namun, capaian tertinggi mereka dalam bidang olahraga diperoleh melalui perolehan medali emas ganda putra Olimpiade Beijing 2008.

Tidak hanya medali emas Olimpiade, sederet prestasi gelar juara dari ajang nasional dan internasional bulu tangkis juga pernah didapat Hendra/Kido, antara lain:

1. Asean Games 2005, Filipina

2. Kejuaraan Badminton Asia 2005, India

3. Piala Dunia BWF 2006

4. Asean Games 2007, Thailand

5. Juara Dunia BWF 2007 Kuala Lumpur, Malaysia

6. Asean Games 2009, Laos

7. Asian Games 2010 Guangzhou, China

8. Kejuaraan Badminton Asia 2009, Korea Selatan

9. Serta 10 gelar juara dari BWF Super series 2007-2013

Kido meninggalkan nama harum bagi Indonesia. Dia adalah salah satu dari 11 olahragawan yang menyumbangkan medali emas dalam ajang olahraga dunia.

Markis Kido rencananya akan dimakamkan di TPU Kebon Nanas, Jakarta Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement