Ahad 13 Jun 2021 19:17 WIB

Epidemiolog Minta Isolasi Daerah dengan Kasus Covid Parah

Isolasi, yakni menutup pintu masuk ke daerah-daerah dengan kasus tinggi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Suasana Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) TNI AD di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, sebagai fasilitas isolasi pasien COVID-19 dari Kudus.
Foto:

Pandu melihat ada tiga faktor yang berkontribusi pada lonjakan kasus Covid-19 pasca-Lebaran. Pertama adalah perilaku masyarakat yang memang sudah longgar dalam menjalankan protokol kesehatan. Terutama, tingginya pergerakan warga di saat libur Lebaran. 

"Tapi tidak bisa kan hanya menyalahkan masyarakatnya saja. Karena kebijakannya ada di pemerintah. Dan kebijakannya tumpang tindih. Nggak boleh ini, tapi boleh yang lain. Masyarakat jadi bingung. Kalau mau melarang ya sekalian larang semua," kata Pandu. 

Faktor kedua, ujar Pandu, adalah pemerintah yang sejak awal lambat dalam mengendalikan Covid-19. Bahkan, Pandu mengaku sudah mengingatkan sejak 2020 bahwa mutasi virus corona berisiko masuk Indonesia pada 2021. 

Dalam melihat lonjakan kasus di sebuah daerah misalnya. Menurut Pandu, sudah saatnya pemerintah menarik kesimpulan bahwa sebaran mutasi virus Covid-19 sudah luas tanpa perlu harus menunggu uji melalui whole genome sequencing. 

"Ini seharusnya cepat dilihat, kok tiba-tiba di satu kota tinggi sekali angkanya. Banyak petugas nakes yang sudah divaksinasi kok banyak yang kena Walau belum ada datanya, sudah harus berani ke arah sana. Jangan hanya bisa menunggu hasilnya," kata Pandu. 

Sementara faktor ketiga yang menyumbang lonjakan kasus Covid-19 adalah cakupan vaksinasi terhadap kelompok berisiko yang tingkatnya masih rendah. Kelompok berisiko yang dimaksud Pandu adalah tenaga kesehatan dan warga lansia. Pemerintah, ujarnya, justru terlampau fokus melakukan vaksinasi untuk kelompok yang tidak terlalu berisiko bila tertular Covid-19. 

"Tapi kan masih rendah banget. Yang divaksinasi itu kelompok-kelompok yang sebenarnya tidak butuh cepat. Masih bisa ditunda," katanya. 

Seperti diketahui, tren kasus Covid-19 harian di Indonesia semakin tinggi. Bahkan pada Ahad (13/6) ini dilaporkan ada 9.868 kasus baru. Angka ini sekaligus menjadi yang tertinggi dalam nyaris empat bulan terakhir. Kondisi hari ini seolah kembali pada periode awal 2021, saat kasus Covid-19 berada di kisaran 10.000-an kasus per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement