REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta Palang Merah Indonesia (PMI) Jabar beradaptasi dalam melayani masyarakat melalui inovasi digital kesehatan yakni telemedicine. Karena menurut Ridwan Kamil, kehidupan pascapandemi Covid-19 itu semua pelayanan kesehatan akan bergeser menggunakan pendekatan digital.
“Lahirlah sebuah digital yang preventif yaitu telemedicine dan harapannya menjadi skill baru bagi PMI. Jadi 5 juta yang dihadirkan menjadi relawan diberikan edukasi hidup sehat dan preventif menggunakan digital,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam Musprov XVII PMI Jabar, di Grand Hotel Preanger Kota Bandung, Sabtu (12/6) sore.
Emil mengatakan, telemedicine mempermudah 5 juta relawan PMI dalam memberikan edukasi kesehatan bagi masyarakat Jabar.
Emil menjelaskan, teknologi telemedicine dapat membantu peningkatan pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat, masyarakat pun cukup menggunakan gawai untuk mengetahui keluhan penyakit yang dirasa.
“Telemedicine ini merupakan kumpulan perpustakaan kesehatan dunia sebagai jawaban penyakit yang dirasakan melalui teknologi robot. Dan akan saya jadikan percontohan nasional,” katanya.
Emil berharap, para pengurus PMI yang terpilih mendatang bisa beradaptasi dengan cepat terkait pemanfaatan ilmu digital, salah satunya telemedicine.
“Itu digital, poinnya hubungan dengan PMI kuasai ilmu digitalnya sebagai edukasi. Bikin seminar telemedicine agar semua PMI paham,” katanya.
“Jadi kalau yang memimpin PMI tidak mahir menggunakan teknologi digital, maka akan tergerus zaman,” imbuh Emil.
Tak hanya itu, Emil berpesan agar digitalisasi dihadirkan oleh para relawan dan pengurus PMI, salah satunya terkait penyebaran informasi mengenai stok darah yang seringkali menjadi permasalahan dasar di masyarakat.
“Nantinya apabila yang ingin donor darah bisa diaplikasikan dengan 4.0 melalui e-commerce. Sehingga seluruhnya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Emil yakin, apabila digitalisasi tersebut hadir di tengah masyarakat maka tidak akan ada lagi masyarakat yang mengalami kebingungan saat keluarganya mencari stok darah di PMI.
“Poinnya untuk PMI. Harusnya ketika orang yang mau ngecek stok darah ada aplikasinya, agar terdata bagi masyarakat dan tidak mengalami kebingungan. Itulah transformasi digital, tidak mengubah bentuk kerja tapi bisa terselesaikan dengan baik,” katanya.
Emil juga meminta perwakilan PMI kabupaten/kota se-Jabar yang hadir pada Musprov ini dapat mengimplementasikan penggunaan teknologi digital di daerahnya.
“Tolong yang kabupaten/kota bisa menerjemahkan dalam kearifan masing-masing dalam keterbatasan juga itulah fundamental kita, mudah-mudahan organisasi ini menjadi juara se-Indonesia,” katanya.