REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengadakan pertemuan dan dialog bersama 10 orang perwakilan pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) di Gedung DPRD Kota Bogor, Jumat (11/6). Dari pertemuan tersebut, forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kota Bogor yang juga hadir, sepakat untuk tidak pilih kasih dalam penegakan pelanggaran protokol kesehatan di Kota Bogor.
“Intinya kami sepakat bahwa tidak ada pilih kasih, tidak ada ketidakadilan dalam pelanggaran protokol kesehatan. Karena itu ke depan kita akan fokus untuk menindak tegas setiap pelanggar protokol kesehatan,” kata Bima Arya ketika ditemui awak media setelah massa aksi pendukung HRS bubar, Jumat (11/6) malam.
Poin lain dari pertemuan tersebut, Bima Arya menyebutkan, Forkopimda akan terus merapatkan barisan untuk menjaga kebersamaan dan kondusifitas Kota Bogor. Tak hanya itu, Forkopimda akan membuka ruang-ruang dialog agar komunikasi terus berjalan dengan baik.
“Jadi selalu dialog lah. Jadi kami buka ruang-ruang dialog terus di Kota Bogor dengan semua komunikasi sehingga menjaga kebersamaan dan solusi terbaik bagi semua. Ini proses,” ujarnya.
Ke depannya, sambung dia, Forkopimda dan Satgas Covid-19 Kota Bogor akan terus fokus menjalankan tugas di tengah pandemi Covid-19. Dengan terus berkoordinasi dan berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahamab di antara masyarakat. Terutama terkait kasus HRS yang berlangsung sejak November 2020.
Disinggung soal materi hukum persidangan, Bima Arya enggan berkomentar banyak mengenai hal tersebut.
"Saya tidak mau berkomentar soal subtansi pengadilan. Karena semuanya sudah saya sampaikan diperadilan, saya tidak mau berpolemik ke arah itu. Jadi kami fokus saja menjaga kondusifitas Kota Bogor bersama-sama," tegasnya.