Menurut Emil, ada beberapa industri yang sempat pindah ke luar Jabar untuk mengejar upah murah, namun karena produktivitas pekerjanya rendah kemudian investor itu kembali lagi ke Jabar.
“Jadi ada yang pindah ke provinsi lain tapi balik lagi ada sekitar empat sampai enam industri. Pindah karena mengejar upah murah tetapi produktivitasnya juga ikut turun. Akhirnya saya fasilitasi (lagi) di Jawa Barat,” katanya.
Tingginya investasi di Jawa Barat ini mulai terasa pada penyerapan tenaga kerja. Sebelum pandemi angka pengangguran di Jabar 8,7 persen dan setelah pandemi sempat menyentuh angka 10 persen tepatnya pada Agustus 2020. Kini pengangguran kembali turun di bawah angka 8 persen.
“Jadi keterserapan selama pemulihan ekonomi sudah jauh lebih membaik walaupun tidak senormal sebelum Covid-19,” katanya.
Tak hanya pada angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi di Jabar pun mulai membaik. Dari semula minus 4 persen kini sudah naik menjadi minus 0,8 persen. “Tahun ini seharusnya bulan-bulan ini sudah di atas 0 persen (kembali positif),” katanya.