REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Masih dalam suasana peringatan Hari Lahir Pancasila, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia mengadakan pagelaran wayang kulit secara virtual. Pagelaran dengan tema “Lahire Bima” diisi oleh Ki Warseno Slenk dan Ki Amar Pradopo, Minggu, 6 Juni 2021 di Kota Solo. Acara ini disiarkan langsung melalui media sosial BPIP dan Channel YouTube Ki Warseno Slenk dan Amar Pradopo.
Terlihat hadir dalam acara ini, Mayor Jend Purn Wisnu Bawa Tenaya S.IP sebagai Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Hj Ettik Suryani SE MM, Bupati Sukoharjo, Dr Drs H Karjono SH MHum, Plt Sekretaris Utama BPIP Ir Prakoso MM, Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, KA Tajuddin, Deputi Bidang Hukum Pengawasan dan Advokasi BPIP , Prof Dr Jamal Wiwoho, SH MHum, Rektor Universitas Sebelas Maret dan Prof Dr Mudhofir, SAg, MPd selaku Rektor UIN Raden Mas Said.
Dalam sambutannya, Kepala BPIP, Prof Drs KH Yudian Wahyudi, PhD mengapresiasi adanya pegalaran ini. Beliau berharap, pagelaran ini bisa menjadi sarana sosialisasi penyampaian pesan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, BPIP akan terus mengajak masyarakat untuk mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Beliau juga kembali mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur bahwa bangsa ini dianugerahi rasa persatuan dan kesatuan yang begitu tinggi. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Pancasila sebagai nilai yang dijunjung tinggi oleh kita semua. “Syukur ada 3 tingkat yakni ucapan, mempertahankan yang sudah diberikan, ketiga meningkatkan. Acara ini juga merupakan peringatan 120 tahun kelahiran Bung Karno sebagai penggali Pancaslia,” jelasnya.
Ia mengingatkan bagaimana kehebatan Pancasila bagi bangsa ini. “Salah satu kehebatan pancasila ini mempersatukan dan membebaskan lebih dari 40 negara,” tuturnya.
40 negara yang dimaksud oleh Kepala BPIP yakni banyaknya kerajaan di Indonesia pada saat sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia. “Berkat Pancasila, kita dipersatukan dan dibebaskan. Karena kita bersatu dan bergotong royong maka diberi keberkahan oleh Tuhan,” imbuhnya.
Prof. Yudian berharap kedepan, Pancasila menjadi nilai yang tetap dipertahankan oleh generasi bangsa. Salah satu metodenya adalah dikembalikannya Pacasila sebagai pelajaran di sekolah-sekolah, baik formal, informal maupun non formal.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Bupati Sukoharjo Ettik Suryani, SE MM . Ia menyampaikan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara telah mengakomodasi kearifan lokal yang hidup di nusantara. “Seperti gotong royong, adat istiadat, silaturahmi dan lain-lain. NKRI tetap berlangsung dan harmonis karena kekuatan nilai-nilai Pancasila. Pancasila harus ditanamkan kepada semua elemen bangsa terutama bagi generasi muda. Bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai pancasila,” jelasnya.
Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya SIP, juga berharap acara ini bisa membangkitkan dan meningkatkan semangat generasi muda untuk terus memegang teguh nilai-nilai Pancasila.
"Anak muda sebagai generasi bangsa menjadi generasi yang beretika, dengan budi pekerti yang luhur untuk bisa saling menghormati", terang beliau, yang juga sebagai Sekretaris Dewan Pengarah BPIP. Beliau mengajak generasi muda untuk ikut menyuarakan nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.